Yohanes Pembaptis lahir enam bulan mendahului Yesus. Ia bukan sosok sederhana. Kelahiran dan kehidupannya dipenuhi berbagai mujizat, antara lain: Kelahirannya adalah jawaban atas doa orang tuanya dan diwartakan oleh malaikat yang juga memberi nama kepadanya (1:13). Ia dipenuhi Roh Kudus mulai dari rahim ibunya (1:15). Pelayanannya mendatangkan dampak besar bagi bangsa Israel (1:16-17; 3:7-14). Yesus memuji Yohanes Pembaptis sebagai orang terbesar yang pernah dilahirkan oleh perempuan (7:28). Pelayanannya tergolong sukses karena khotbahnya berhasil membuat banyak orang bertobat dan memutuskan untuk menjadi muridnya. Namun, kebesaran dan kesuksesan tidak membuatnya besar kepala karena ia selalu sadar siapa dirinya dan apa tugas utamanya.
Ketika memulai pelayanan, orang banyak menduga bahwa ialah Mesias atau nabi Elia. Namun, dengan tegas, ia membantah dugaan itu dan tanpa ragu menyebut dirinya sebagai pembuka jalan bagi Sang Mesias (Yohanes 1:19-23). Saat pelayanannya sukses, ia tidak takabur karena sadar bahwa dirinya hanya pemeran pendamping yang bertugas mengantar Sang Mesias-Sang Pemeran Utama-ke tempat paling mulia dan terhormat. Saat murid-muridnya meninggalkannya dan mengikut Yesus, ia tidak iri hati, melainkan dengan tegas mengatakan kalimat yang menjadi motto hidupnya, "Ia [Yesus] harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yohanes 3:30).
Teladan Yohanes Pembaptis membantu kita untuk kembali kepada esensi perayaan Natal melalui beberapa pertanyaan reflektif berikut: Apakah fokus utama perayaan Natal kita adalah Yesus? Atau, apakah kita sudah mengikuti arus dunia yang menjadikan pesta, kado, acara yang meriah dan mewah, atau bahkan Santa Klaus sebagai fokus utama perayaan Natal? Sudahkah kita mempersiapkan diri mewartakan Yesus melalui Natal tahun ini? [TF]
Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya." Yohanes 3:27-28