Bangsa Moab adalah keturunan dari Lot, keponakan Abraham (Kejadian 19:36-37). Walaupun berdasarkan asal-usul, bangsa Moab bisa dianggap seperti keluarga dengan bangsa Israel, hubungan bangsa Moab dan bangsa Israel cenderung buruk. Bangsa Moab tidak menyembah Allah Israel, melainkan menyembah dewa kejijikan yang bernama Kamos (1 Raja-raja 11:7). Pengaruh negatif bangsa Moab amat terasa saat bangsa Israel berjalan di padang gurun dari Mesir menuju Tanah Kanaan. Saat itu, Balak bin Zipor--raja Moab--berusaha keras membayar Bileam untuk mengutuk bangsa Israel. Bileam tidak sanggup mengutuki bangsa Israel karena dicegah oleh Allah (Bilangan 22-24). Akan tetapi, karena Bileam tamak terhadap harta, akhirnya dia mengajarkan siasat kepada bangsa Moab untuk membuat bangsa Israel berzinah dengan para wanita Moab, lalu membawa mereka kepada penyembahan berhala. Akibatnya, bangsa Israel mendapat hukuman keras dari Tuhan (Wahyu 2:14; Bilangan 25).
Karena bangsa Moab tinggal sebagai tetangga bangsa Israel, kepercayaan mereka sering menjadi sumber godaan yang bisa membuat bangsa Israel meninggalkan iman kepada Allah Israel (Lihat misalnya 1 Raja-raja 11:7). Selain itu, mereka sering menjadi musuh yang menyengsarakan bangsa Israel (Lihat misalnya Hakim-hakim 3:12-30). Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa Moab merupakan salah satu bangsa yang mendapat hukuman Tuhan (Yesaya 15-16). Sekalipun demikian, perlu diingat bahwa Rut--salah seorang wanita yang masuk dalam silsilah Tuhan Yesus (Matius 1:5) adalah seorang wanita Moab. Itukah yang melatarbelakangi sikap lunak terhadap pelarian bangsa Moab? (Yesaya 16:3-5). [P]
"Biarkanlah orang-orang yang terbuang dari Moab menumpang padamu, jadilah tempat persembunyian baginya terhadap si pembinasa!" Yesaya 16:4a