Senin, 21 April 2014
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Raja-raja 19
Raja Sanherib angkuh karena telah berhasil mengalahkan beberapa negeri di Utara, termasuk Samaria. Ia merasa bahwa ia adalah penguasa dunia yang hebat dan tidak terkalahkan. Ia bahkan berani menghujat Allah dengan mengatakan bahwa Allah memihak kepadanya (18:25) dan Allah tidak dapat melepaskan Yerusalem dari tangannya (18:35). Kesombongan Raja Sanherib mendahului kehancuran yang kemudian menimpa dirinya dan bangsanya. Apa yang terjadi pada Raja Sanherib dan pasukan Asyur yang menyerang Kerajaan Yehuda sesuai dengan firman Tuhan yang Ia sampaikan melalui Nabi Yesaya.
Tindakan Raja Hizkia untuk mencari Tuhan dan memohon pertolongan-Nya dalam menghadapi ancaman Sanherib, raja Asyur, adalah tindakan yang tepat. Mencari pertolongan pada bangsa Mesir atau pada bangsa-bangsa lain bukanlah jalan keluar yang tepat, bahkan tindakan seperti itu merupakan tindakan yang dicela oleh para nabi. Secara khusus, mencari pertolongan pada bangsa Mesir amat tercela karena tindakan tersebut berarti bahwa bangsa Yehuda telah melupakan peristiwa sejarah yang amat penting, yaitu bahwa Tuhan sudah mengalahkan bangsa Mesir dan membawa mereka keluar dari perbudakan di sana. Mencari pertolongan pada bangsa Mesir sama saja dengan tidak mempercayai Tuhan yang telah membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Tanah Mesir (Yesaya 30:1-3).
Kesalahan terbesar Raja Sanherib adalah bahwa ia tidak mengenal Allah Israel sebagai Allah Pencipta Langit Bumi yang berkuasa dan berdaulat atas semua ciptaan-Nya. Ia tidak sadar bahwa Allah Israel adalah Allah yang mengontrol sejarah dan bekerja aktif membentuk sejarah. Hanya kepada Allah yang demikianlah kita dapat menaruh pengharapan dan kepercayaan kita. Hanya Dialah satu-satunya Penolong yang dapat melepaskan kita dari ancaman dan masalah apa pun. [WY]
Roma 8:31b
“Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”