Ada dua macam pendekatan dalam memimpin, yaitu kuasa dan hubungan. Pemimpin yang mendekati masalah dengan mengandalkan kuasa pada umumnya hanya memperhatikan tujuan atau kemauannya sendiri dan tidak menghiraukan kepentingan orang lain. Dia ditakuti, tetapi umumnya tidak dicintai. Dia ditaati, tetapi umumnya tanpa kerelaan. Pemimpin yang mengedepankan hubungan akan berusaha memahami pikiran dan perasaan orangorang yang dia pimpin, sehingga ia tidak akan berlaku sewenang-wenang. Pemimpin semacam ini umumnya dicintai, sehingga dia ditaati dengan kerelaan.
Sama seperti Raja Daud yang tidak bisa mendidik anakanaknya, Raja Salomo pun juga tidak bisa mendidik Rehabeam. Oleh karena itu, saat Rehabeam menjadi raja menggantikan ayahnya, dia belum matang dan belum siap. Celakanya, dia tidak mau mendengarkan nasihat para tua-tua yang sebelumnya mendampingi Raja Salomo, dan dia malah mengikuti saran teman-temannya yang sebaya dengan dia. Akibatnya, sebagian besar rakyat memberontak dan mengangkat Yerobeam menjadi raja di Israel bagian Utara. Hanya suku Yehuda dan suku Benyamin yang tetap mendukung Raja Rehabeam.
Dari satu sisi, perpecahan Kerajaan Israel menjadi dua kerajaan (Israel Utara dan Israel Selatan) adalah bagian dari rencana Allah. Dari sisi lain, pecahnya kerajaan Israel merupakan akibat dari arogansi kekuasaan. Setiap pemimpin harus menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan. Bila Anda berada dalam posisi sebagai pemimpin (pemimpin gereja, pemimpin perusahaan, guru, orang tua, dan sebagainya), bagaimana Anda bisa menghindar dari sikap arogan? [P]
Mereka berkata: "Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu." 1 Raja-raja 12:7