Betapa mudahnya hati manusia berobah dari kesetiaan dan kekaguman menjadi kebimbangan dan penolakan. Karena itu, Tuhan terus menguji hati umat-Nya untuk menemukan iman yang tidak mudah tergoyahkan.
Ujian pertama diberikan pada rombongan nabi yang makin hari makin banyak mengikuti Elisa. Melalui mata kapak pinjaman yang masuk dalam sungai, Allah menunjukkan kuasa-Nya kepada nabi Elisa. Ujian kedua adalah bagi raja Israel dengan meminjam tangan Raja Aram yang memiliki sejarah permusuhan dengan Israel (5:2). Bukankah peristiwa penyembuhan panglima Aram, Naaman, yang baginya raja Aram khusus menyurati Raja Israel untuk meminta tolong, seharusnya membuat Raja Aram bersyukur? Mengapa Raja Aram begitu mudah melupakan kebaikan Allah Israel dan kembali memerangi Israel? Tragisnya, ternyata bahwa Raja Israel juga sama saja. Dia berkali-kali ditolong oleh Nabi Elisa yang memberitahu tempattempat bahaya yang harus dihindari serta membutakan mata orang Aram, sampai akhirnya pasukan Aram menyerah terhadap bangsa Israel. Akan tetapi, begitu terjadi teror kelaparan karena kepungan bangsa Aram, hati Raja Israel langsung berobah. Pasal ini ditutup dengan kalimat Raja Israel yang menyesali kepercayaannya pada Allah Israel.
Dalam hidup kita, terkadang Tuhan mengizinkan terjadinya kesulitan, pergumulan, masalah, air mata, jalan buntu, kegagalan, dan kesalahan, untuk menguatkan hati kita agar kita tetap setia kepada Tuhan. Berhati-hatilah agar kita jangan seperti kedua raja di atas (raja Israel dan Raja Aram) yang dengan mudah melupakan kebaikan Tuhan dan berubah setia pada-Nya. Kuatkanlah hatimu! [PHJ]
"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu." 1 Korintus 10:13a