Kerajaan Allah diumpamakan seperti benih yang bertumbuh dengan luar biasa dari bumi dan menghasilkan panen (4:26-29), sementara orang yang menabur tertidur. Hal ini menunjukkan bahwa karya Allah untuk menyatakan pemerintahan-Nya di bumi ini bukan hasil dari kekuatan dan perbuatan manusia. Para pengabar Injil dipakai Allah untuk menyebarkan firman, namun pertobatan dan transformasi yang terjadi dalam diri para pendengar firman terjadi karena kuasa Allah saja.
Pada perumpamaan tentang biji sesawi (4:30-32), kerajaan Allah dinyatakan sebagai sesuatu yang semula kecil dan dianggap tidak berarti. Akan tetapi, jika Kerajaan Allah diberitakan, maka kerajaan Allah akan bertumbuh menjadi besar, bahkan melebihi hal-hal lain yang sebelumnya lebih besar. Perumpamaan Tuhan Yesus ini nyata kebenarannya dalam sejarah. Berita Injil nampak begitu kecil pada mulanya, yaitu kisah tentang Yesus Kristus, Anak seorang tukang kayu dari Nazaret--sebuah kota kecil di Galilea. Yesus Kristus adalah seorang miskin yang mati di kayu salib. Murid-murid-Nya yang tersisa kabur karena takut. Namun, kuasa Injil bukan berada di tangan para rasul, melainkan di tangan Allah. Pada Hari Pentakosta, Allah Roh Kudus datang dan menggerakkan manusia untuk menerima Injil. Sebelas murid Tuhan Yesus bermultiplikasi (berlipat ganda) menjadi seratus dua puluh, lalu menjadi tiga ribuan, dan terus-menerus berkembang sampai menjadi 2,2 milyar orang Kristen pada masa kini. Selain itu, kekristenan berdampak besar terhadap sejarah dan budaya. Sudahkah anda terlibat dalam menaburkan Injil kerajaan Allah dan melipatgandakan murid Kristus? [MB]
"Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, ..." Wahyu 7:9a