Saat Pilkada, lembaga survei rajin mengumpulkan data dan mengumumkan tingkat popularitas (keterkenalan) dan elektabilitas (keterpilihan) pasangan calon kepala daerah. Di pasal ini, Allah seakan-akan menantang lembaga survei untuk menunjukkan tingkat elektabilitas Diri-Nya di mata penduduk Yehuda. Jika ada satu orang saja (selain Yeremia) yang mencari kebenaran dan keadilan (mencari Allah), maka Allah tidak menghukum bangsa ini (5:1). Masalahnya adalah: Allah tahu bahwa tidak ada seorang pun yang seperti itu. Baik rakyat yang tidak paham hukum Tuhan maupun pemimpin yang paham, semua didapati bebal, tidak mau bertobat (5:2-5). Kesesatan mereka besar sekali: dari perjinahan rohani dengan berhala hingga dosa moral dan ketidakadilan sosial (5:6-31). Posisi Allah selalu di antara dua pilihan: Pertama, tidak menghukum karena janji setia-Nya pada Yehuda. Kedua, menghukum karena Dia adalah Allah yang kudus. Kelak, Allah memilih menghukum satu orang (Yesus) untuk mewakili semua orang berdosa supaya pengampunan-Nya tersedia bagi semua orang berdosa. Akan tetapi, sikap-Nya saat ini adalah mendisiplin mereka dengan keras: menggagalkan panen mereka dan memakai pasukan asing dari Utara untuk menghancurkan mereka (5:14-17), namun tidak sampai memusnahkan mereka (5:18).
Setinggi apa tingkat keterpilihan Allah jika survei dilakukan terhadap gereja-Nya? Komitmen atau tekad apa yang perlu kita buat hari ini untuk memastikan bahwa diri kita termasuk orang yang mencari Allah dan kita hidup selaras dengan nilai kebenaran dan keadilan-Nya. Jauhilah kebebalan Yehuda karena penghakiman Allah pasti tiba bersama kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali! [ICW]
"Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mer eka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Lukas 18:8