Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi bagi bangsabangsa (1:5). Oleh karena itu, wajar bila di pasal-pasal penutup ini, ia mengumpulkan nubuatan tentang nasib bangsabangsa, suatu uraian lengkap atas nubuatan singkat di bagian tengah kitab Yeremia (25:15-26). Pesan Yeremia adalah bahwa Allah itu berdaulat atas bangsa-bangsa di dunia.
Nubuatan ini dimulai dengan Mesir, tetangga terdekat yang menggoda Yehuda untuk dijadikan tempat mencari pertolongan dari belenggu penjajahan Babel. Yeremia mengingatkan Yehuda agar mempercayakan nasib mereka pada Allah saja, karena Mesir adalah korban pasukan Babel berikutnya. Secara rinci, Yeremia menubuatkan kekalahan Mesir yang memalukan dan kehancurannya yang tak terpulihkan (46:3-12). Kemenangan Babel digambarkan sedemikian dahsyat (46:13-26), sampaisampai Firaun Neko disebut Si Tukang Ribut (46:17) alias "Tong Kosong Nyaring Bunyinya" karena kehebatan tentara dan dewadewanya tidak berarti bila dibandingkan keperkasaan pasukan Nebukadnesar, raja Babel. Kabar tentang takluknya Mesir oleh keperkasaan Babel ini melemahkan pengharapan Yehuda akan peluang mereka untuk pulang dari pembuangan di Babel. Oleh karena itu, Yeremia memastikan masa depan bangsa Israel sesuai dengan janji Allah (46:27-28).
Dalam pergumulan hidup yang berat, kita mudah tergoda untuk mencari atau menerima tawaran pertolongan terdekat dan tercepat yang melibatkan dosa. Dalam situasi seperti itu, pastikan Anda memegang janji Allah dan mempercayakan diri pada Allah, lalu pertimbangkan setiap solusi yang ada secara mendalam, karena solusi yang melibatkan dosa itu sia-sia bagaikan "Tong Kosong Nyaring Bunyinya". [ICW]
"Selalu mata kami merindukan pertolongan, tetapi sia-sia; dari menara penjagaan kami menanti-nantikan suatu bangsa yang tak dapat menolong." Ratapan 4:17