Hari ini kita memperingati kemerdekaan bangsa kita dari penjajahan. Setelah 72 tahun merdeka, bagaimanakah wajah bangsa kita yang sebenarnya? Dari segi positif, kita menikmati banyak prestasi dan hasil capaian pembangunan. Sebaliknya, kita sedang di ambang krisis kebangsaan yang besar, yang mengancam kesatuan dan keutuhan sebagai satu bangsa. Dalam kondisi demikian, sumbangsih apakah yang dapat kita berikan kepada bangsa kita?
Kisah Yusuf yang kita baca hari ini memiliki latar belakang serupa, yakni saat bangsa Mesir berada di ambang krisis ancaman kelaparan. Sebagai anak Allah yang baik, Yusuf tampil memberi sumbangsih kepada bangsanya, sehingga mereka selamat melewati krisis itu. Apa yang dapat kita pelajari dari Yusuf?
Pertama, Yusuf membawa bangsa Mesir mengandalkan Allah. Setelah raja mendengar penjelasan Yusuf tentang makna mimpinya, ia memuji Allah dan mengangkat Yusuf menjadi penguasa di Mesir. Ini berarti bahwa pemerintahan kerajaan Mesir secara tidak langsung--melalui Yusuf--dijalankan dengan mengandalkan Allah. Kedua, Yusuf menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Ia mempersembahkan talentanya dalam memimpin rakyat, mengelola hasil panen, dan mengantisipasi kesusahan sehingga akhirnya rakyat berhasil selamat melewati bencana kelaparan.
Sama seperti Yusuf, hari ini kita memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan bangsa kita supaya mengandalkan Allah agar dapat keluar dari krisis ini. Selain mendoakan bangsa kita dengan tekun, kita perlu secara aktif menyuarakan kebenaran Allah melalui segala sarana yang tersedia serta dengan setia mempersembahkan talenta yang Allah titipkan di bidang kehidupan tempat kita masing-masing diutus Allah. [TF]
"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." Yeremia 29:7