Mengingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita kaget saat membaca bahwa jemaat Tesalonika bisa menjadi teladan bagi jemaat di sekitar mereka, bahkan dalam cakupan wilayah geografis yang cukup luas (1:7). Jemaat Tesalonika bisa menjadi teladan karena mereka memenuhi tiga persyaratan: Pertama, mereka menjalin relasi dengan Allah Tritunggal sehingga mereka disebut sebagai berada "di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus" (1:1, perhatikan kata "di dalam"). Kedua, mereka mendapat "kasih karunia" berupa keselamatan di dalam Yesus Kristus. Seorang yang menyadari bahwa keselamatan yang dia miliki merupakan wujud kemurahan Allah akan membalas kebaikan Allah dengan berbuat baik tanpa mempertimbangkan untung-rugi. Ketiga, mereka memiliki "damai sejahtera" yang tidak tergantung pada situasi. Oleh karena itu, walaupun mereka harus berhadapan dengan orang Yahudi yang menjadi pihak oposisi, mereka tetap tenang dan tidak dikuasai oleh ketakutan. Jemaat Tesalonika menjadi teladan melalui tiga hal: Pertama, mereka mewujudkan iman melalui tindakan meninggalkan pemujaan berhala dan beralih kepada melayani Allah. Kedua, mereka menunjukkan kasih mereka kepada Allah dan kepada sesama melalui kesungguhan (kerelaan berkorban) dalam melayani. Ketiga, pengharapan mereka akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali membuat mereka sanggup bertahan menghadapi penindasan.
Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda telah menjalin relasi yang sehat dengan Allah, mengalami kasih karunia Allah, dan memperoleh damai sejahtera yang tidak tergantung pada situasi? Apakah iman, kasih, dan pengharapan Kristen telah terpancar dalam kehidupan Anda? [P]
"Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima fir man itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya ..." Lukas 21:34