Perjalanan Tuhan Yesus menuju salib sudah sangat dekat. Tuhan Yesus berkali-kali menyampaikan bahwa Ia harus menderita dan mati disalibkan. Berkali-kali, Tuhan Yesus menyampaikan berita pengampunan dosa kepada banyak orang di hadapan para murid. Akan tetapi, rupanya pesan itu tidak dipahami para murid. Mereka mengira bahwa Tuhan Yesus akan menjadi raja Israel, sehingga mereka sibuk memperebutkan siapa yang dianggap terbesar dan berhak mendapatkan kedudukan terhormat di sebelah sang raja. Di ayat 25, Tuhan Yesus sebenarnya sedang memperingatkan para murid bahwa mengejar kekuasaan adalah kebiasaan kafir yang tidak boleh mereka lakukan. Tuhan Yesus ingin agar para murid-Nya berbeda dengan orang dunia. Mereka harus mengambil posisi sebagai yang termuda. Dalam budaya Yahudi, orang muda harus menghormati orang yang lebih tua dengan melayani mereka.
Tuhan Yesus memberikan contoh diri-Nya sendiri yang datang untuk melayani, bahkan melayani sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Tuhan Yesus ingin agar para murid hidup seperti Dia, yaitu hidup bukan untuk mengejar kekuasaan dan membesarkan diri, melainkan hidup dengan kerendahhatian untuk melayani orang lain. Jika para murid tidak bisa saling melayani, mereka tidak akan bisa melakukan misi yang dipercayakan kepada mereka.
Marilah kita--bersama dengan orang-orang percaya yang lain, baik di dalam gereja maupun di mana pun kita berada--mengembangkan gaya hidup saling melayani, sehingga pekerjaan Tuhan dapat dilakukan secara bersama-sama. Jangan berusaha untuk saling menjatuhkan atau bersikap saling menguasai terhadap saudara seiman.[LH]
"... yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yan g paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. ... Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan." Lukas 22:26b, 27b