Walaupun Rasul Paulus telah mengalami masuk penjara di kota Filipi, semangatnya untuk memberitakan Injil tidak menjadi pudar. Dia melanjutkan perjalanan misinya ke kota Tesalonika yang masih termasuk wilayah Makedonia. Kebiasaan Rasul Paulus tidak berubah: Pelayanannya tetap dimulai dari rumat ibadat orang Yahudi. Akan tetapi, ternyata bahwa di kota ini pun Rasul Paulus harus berhadapan dengan orang-orang Yahudi yang menjadi iri hati saat melihat keberhasilannya dalam memberitakan Injil. Bahkan, keributan yang digerakkan oleh orang-orang Yahudi bersama dengan para preman pasar membuat Rasul Paulus dengan terpaksa meninggalkan kota Tesalonika dan menuju ke kota Berea. Sekalipun demikian, di kota Filipi dan di kota Tesalonika telah terdapat jemaat yang kuat yang dapat bertahan menghadapi ancaman. Walaupun orang Yahudi di kota Berea lebih baik daripada orang Yahudi di kota Tesalonika, suasana damai tidak bertahan lama karena orang Yahudi dari Tesalonika datang menghasut, sehingga akhirnya Rasul Paulus meninggalkan kota Berea dan menuju kota Atena. Di kota Atena, Rasul Paulus tidak menghadapi oposisi orang Yahudi, tetapi dia harus berhadapan dengan para pemikir (filsuf) yang tidak mudah diyakinkan!
Jelaslah bahwa pelayanan misi selalu menghadapi tantangan. ketekunan Rasul Paulus yang tetap bertahan walaupun menghadapi berbagai masalah menjadi teladan bagi kita untuk bertekun dalam pelayanan. Kesulitan apakah yang pernah Anda hadapi dalam pelayanan? Bandingkan kesulitan Anda dengan kesulitan yang dihadapi Rasul Paulus! Bila Anda menghadapi masalah, jangan putus asa dan jangan berhenti melayani! [P]
"Tetapi ketika orang-orang Yahudi dari Tesalonika tahu, bahwa juga di Berea telah diberitakan firman Allah oleh Paulus, datang jugalah mereka ke sana menghasut dan menggelisahkan hati orang banyak." Kisah Para Rasul 17:13