Situasi yang dihadapi oleh Rasul Paulus sangat sulit: Di satu sisi, orang-orang Yahudi yang memusuhi pemberitaan Injil amat gigih berusaha menghukum--bahkan membunuh--Rasul Paulus (21:31; 23:20-21; 25:3). Di sisi lain, para penguasa (Wali negeri) yang berhak membuat keputusan tidak berani memutuskan secara adil karena mereka ingin mencari simpati dari orang banyak, khususnya dari para pemimpin agama Yahudi. Oleh karena itu, situasi yang dihadapi Rasul Paulus adalah situasi serba salah: Bila dia mengikuti permintaan untuk diadili di Yerusalem--walaupun ada kemungkinan bahwa hal itu bisa menyelesaikan masalah--risikonya amat besar, yaitu dia bisa diserahkan kepada orang-orang Yahudi yang memusuhi dirinya dan dia bisa dibunuh di perjalanan. Akan tetapi, bila dia tetap bertahan untuk diadili di Kaisarea, berarti persoalannya tidak akan kunjung selesai karena para wali negeri ragu-ragu mengambil keputusan. Oleh karena itu, dia memakai haknya sebagai warga negara Romawi untuk meminta diadili di hadapan kaisar di kota Roma (25:9-10). Dengan demikian, Rasul Paulus memperoleh kesempatan untuk melaksanakan kerinduannya memberitakan Injil di kota Roma (19:21; Roma 1:15), dan sekaligus menggenapi rencana Tuhan (23:11).
Sadarilah bahwa bukan sesuatu yang mengherankan bila seorang yang hendak memberitakan Injil menghadapi situasi sulit yang membuat semua pilihan terasa menjadi serba salah. Apakah Anda pernah menghadapi situasi sulit yang disebabkan karena Anda ingin melayani Tuhan? Bila Anda menghadapi situasi seperti itu, janganlah Anda merasa gentar dan jangan mencari jalan yang gampang. Tetaplah setia melayani Tuhan dalam segala situasi! [P]
"Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma." Roma 1:14-15