Pra-Pentakosta
Minggu, 1 Juni 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 14:15-31; 20:19-23
Hidup orang Kristen sejati ditandai dengan adanya buah Roh. Dalam Galatia 5:22-23, Paulus menjelaskan tentang buah Roh, yang disebutkannya adalah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Seumpama pohon dengan buahnya, kita dapat mengelompokkan sembilan kata ini ke dalam tiga tandan buah. Tandan pertama terdiri dari kasih, sukacita dan damai sejahtera. Hal ini berbicara tentang relasi kita dengan Allah. Tandan kedua terdiri dari kesabaran, kemurahan dan kebaikan. Ini berbicara tentang relasi kita dengan sesama. Tandan yang terakhir adalah kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Yang terakhir ini berbicara tentang relasi kita dengan diri sendiri. Dua hari berturut-turut kita sudah merenungkan kasih dan sukacita. Sekarang kita akan merenungkan tentang sifat ketiga dari tandan pertama buah Roh, yaitu damai sejahtera.
Damai sejahtera yang sejati terjadi ketika kita diperdamaikan dengan Allah melalui perantaraan Kristus, sehingga kita bisa berdamai dengan orang lain dan dengan diri sendiri. Sebelum mati disalibkan Yesus berbicara tentang damai sejahtera dan setelah bangkit, Yesus berbicara pula tentang topik damai sejahtera (Yohanes 14:26-27, 20:19, 21). Damai sejahtera yang dimaksud oleh Yesus adalah pemberian-Nya yang berbeda dengan pengertian dunia. Kita sudah dimeteraikan Roh Kudus menjadi anak-anak Allah. Itu sebabnya kita tidak perlu merasa gelisah pada waktu menghadapi kesulitan. Damai sejahtera yang stabil tidak akan terpengaruh oleh kekuatiran. Terlalu mudah gelisah, kuatir, cemas, takut dan merasa tidak ada jalan lain, menyatakan tidak adanya damai sejahtera dalam hati kita. Ini merupakan tanda bahaya untuk manusia yang hidup dalam zaman modern, hidup yang makin lama makin tegang. Damai sejahtera yang sesungguhnya tidak dipengaruhi oleh ancaman dan kesulitan apapun dari luar. Maukah kita memiliki damai sejahtera seperti ini? [JS]
Yohanes 14:27
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”