Paulus mengingatkan bahwa murid Kristus harus setia pada panggilan hidupnya, yakni memberitakan Injil Yesus Kristus. Selain itu, murid Kristus harus melakukan multiplikasi (pelipatgandaan) murid dengan melatih orang lain agar giat mengabarkan Injil serta giat melatih orang lain lagi untuk memberitakan Injil yang sama (2:1-2).
Injil seperti apa yang harus diberitakan oleh murid Kristus? Injil harus berpusat kepada tiga hal yang berkaitan dengan diri Yesus Kristus (2:8), yaitu: Pertama, kelahiran-Nya sebagai keturunan Daud yang membuktikan bahwa Ia adalah Mesias yang dijanjikan Allah. Kedua, kematian-Nya yang membuktikan kasih Allah yang tidak terbatas serta membayar lunas segala hutang dosa manusia. Ketiga, kebangkitan-Nya yang membuktikan diri-Nya sebagai Allah yang Mahakuasa dan Mahamulia yang mampu mengalahkan maut dan dosa. Berdasarkan kesaksian pribadinya, Paulus--sebagai murid Kristus--mengajarkan bahwa pemberita Injil Kristus akan mengalami dua hal yang saling bertolak belakang, yakni penolakan manusia yang berujung pada penderitaan (2:3, 9) dan sukacita yang besar berupa upah yang tidak ternilai dari Allah (2:4-6).
Sebagai orang percaya masa kini, kita bukan hanya perlu memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar kita, tetapi juga perlu hidup di dalam kekuatan Injil, yakni kekuatan kasih dan kemuliaan-Nya. Melalui kasih-Nya, kita tahu bahwa kita berharga di hadapan Allah dan kita bisa belajar menghargai sesama dan menyalurkan kasih-Nya kepada orang lain. Melalui kemuliaan-Nya, kita sadar betapa mulia dan terhormatnya status kita sebagai duta Kristus di tengah dunia, sehingga kita selalu bangga dengan status kita dan menjalani hidup secara terhormat. [TF]
"Ingatlah ini: Y esus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan dalam Injilku." 2 Timotius 2:8