Surat Filipi adalah tulisan yang luar biasa. Sekalipun Paulus dalam kesulitan dan tekanan yang berat, dia tetap bersuka cita. Dia mampu memfokuskan tujuan hidupnya dengan benar. Kehidupan bukan hanya berkaitan dengan soal kepuasan diri, keberhasilan atau pencapaian, tetapi juga menyangkut bagaimana menunaikan tugas panggilan dari Tuhan.
Surat Filipi mencerminkan sikap Paulus sebagai utusan injil. Dia tidak hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, namun pandangannya terarah pada bagaimana injil diberitakan (1:12). Cara pandang yg luar biasa ini membuat Paulus tetap bersukacita saat menghadapi kesulitan. Dia lebih mengutamakan memperhatikan orang lain, sehingga ia mampu melihat karya Tuhan dalam diri umat Allah (1:3-5). Itulah sebabnya, ucapan syukur terus mengalir dalam hidupnya.
Bagaimana dengan diri Anda sebagai umat Tuhan? Bagaimana Anda menyikapi kesulitan? Apakah kesulitan membuat kita mengeluh dan mengasihani diri sendiri? Marilah kita belajar meniru sikap Paulus yang tetap berfokus pada karya Tuhan (yaitu persekutuan dalam berita injil, 1:5) walaupun sedang menghadapi kesulitan. Apakah Anda mampu untuk selalu bersyukur ketika menghadapi kesulitan? Apakah Anda mampu memfokuskan pandangan Anda pada karya Tuhan dalam diri orang lain dan senantiasa bersyukur serta tidak terjebak untuk bersikap egois?
Akhir tahun merupakan waktu yang tepat untuk menengok ke belakang. Selama tahun 2017, apakah Anda mampu melihat pekerjaan Tuhan, baik dalam diri sendiri maupun dalam diri orang lain? Yang lebih penting, apakah Anda bisa bersyukur saat melihat karya Tuhan dalam diri orang lain? [BS]
"Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita." Filipi 1:3-4