Awal pasal 7 merupakan jawaban Pengkhotbah atas pertanyaan yang dilontarkan di 6:12. Frasa "lebih baik" muncul 8 kali di 7:1-10 dan dipakai Pengkhotbah untuk mengajarkan pilihan bijak bagi pembacanya dalam menjalani hidup di hari yang baik maupun yang malang. Salah satu hal "lebih baik" yang dibicarakan disini adalah "hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran. Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta (7:1a-2a). Mengapa demikian? Karena merenungkan saat kedukaan membuat kita lebih serius berpikir mengenai keterbatasan hidup, yaitu bahwa suatu hari, setiap orang pasti akan mati. Perenungan ini akan membuat kita memikirkan kesiapan kita dalam menghadapi hari itu dan mengisi hidup dengan benar dan penuh makna. Hal ini berbeda dengan hari kelahiran dan suasana di rumah pesta yang membuat setiap orang tenggelam dalam sukacita dan pesta pora dan melupakan keterbatasan hidupnya, padahal kematian dapat menjemput mereka setiap saat. Dengan demikian, kita akan menghargai hidup yang terbatas dan menjalankannya secara benar dan takut akan Tuhan.
Hidup ini terbatas namun berharga. Tidak mudah mengakhiri hidup dengan baik. Diperlukan perjuangan dan tekad yang kuat untuk mengakhirinya, sebab "akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya" (7:8). Banyak tokoh Alkitab dan tokoh sejarah yang mengawali hidup dengan baik, namun mengakhiri dengan buruk. Kita membutuhkan pertolongan Tuhan untuk menopang hidup kita, tetapi kita juga perlu berjuang dan berkomitmen untuk menjalaninya. Ada kalimat bijak yang dapat menolong kita, "Anggaplah hari ini adalah hari terakhirmu, apa yang telah engkau siapkan untuk hari kematianmu?" [Souw]
"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu." Filipi 1:21-22