Bagian Alkitab hari ini menggambarkan kedatangan Salomo dengan segala kemegahannya (3:6-11), ekspresi cinta Salomo yang besar kepada gadis Sulam (4:1-5), pelamaran (4:7-15), penerimaan gadis Sulam terhadap lamaran tersebut (4:16), dan respons Salomo terhadap jawaban gadis Sulam (5:1). Kita dapat membayangkan rangkaian proses sebelum pernikahan itu terjadi. Kadangkala, rangkaian ini hanya sekedar ritual adat istiadat dan budaya belaka. Yang penting dari rangkaian itu seringkali diabaikan dan dilupakan.
Ada dua hal penting yang disampaikan dalam rangkaian proses sebelum pernikahan pada bagian ini, Pertama, kekudusan hidup. Salomo memuji gadis Sulam yang menjaga kemurniannya sebagai seorang wanita yang belum pernah berhubungan seksual dengan pria mana pun (4:12). Bandingkan dengan kondisi pada zaman sekarang yang menganggap keperjakaan/keperawanan sebagai masalah kuno, padahal sukacita seks yang sesungguhnya dialami ketika kita memberikan diri seutuhnya kepada seseorang yang memiliki komitmen penuh terhadap diri kita melalui lembaga pernikahan. Hal ini berkaitan dengan perintah Allah supaya kita sebagai umat-Nya menjaga kekudusan hidup kita dari segala kecemaran dunia. Kedua, Salomo memuji gadis Sulam sebagai mata air yang mengalir, yang memberi kesegaran bagi hidupnya (4:15). Cinta yang memberi kesegaran seperti ini seringkali hilang setelah masuk dalam pernikahan. Suami dan istri perlu belajar menjadi mata air yang menenangkan dan meneduhkan jiwa pasangannya karena dunia tak dapat memberikan hal itu. Selagi menjaga kekudusan hidup bersama dengan pasangan kita, marilah kita menjadi mata air yang menyegarkan jiwanya. [MK]
"Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." 1 Petrus 1:15-16