Apakah Anda pernah mendengar kesaksian orang yang dengan bangga menceritakan pengalamannya berada di neraka dan/atau berada di surga? Pengalaman semacam itu sering menyesatkan karena dua alasan: Pertama, isi kesaksian pada umumnya dilandasi oleh keyakinan bahwa hal masuk ke surga itu dilandasi oleh perbuatan, bukan oleh karena beriman kepada Pribadi dan karya penebusan Yesus Kristus. Kedua, kesaksian semacam itu sering kali membuat orang Kristen yang belum dewasa berlomba untuk mencari pengalaman yang spektakuler (menarik perhatian) sebagai sarana untuk memperkuat iman. Bila pengalaman terlalu ditekankan, akhirnya pengalaman itu akan menggeser iman. Ingatlah bahwa pengalaman seharusnya mengikuti iman, bukan menggantikan iman.
Tomas adalah salah seorang murid Tuhan Yesus yang sulit sekali mempercayai kesaksian murid-murid Tuhan Yesus yang lain yang telah berjumpa dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Saat Tuhan Yesus menjumpai Tomas, Tuhan Yesus berkata, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (20:29b). Orang Kristen masa kini harus percaya (tentang kebangkitan Tuhan Yesus) tanpa melihat (bandingkan dengan 2 Korintus 5:7). Dalam kehidupan orang Kristen, percaya tanpa melihat itu amat penting. Kepercayaan Kristen bukan didasarkan pada apa yang kita lihat, tetapi pada iman tentang hal-hal yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya. Tanpa iman, tidak mungkin kita bisa menjadi orang Kristen yang sejati. Tanpa iman, tidak mungkin kita bisa mempercayai bahwa Allah itu sungguh ada (Ibrani 11:6) dan bahwa firman-Nya itu sungguh benar. Tanpa iman, pengharapan Kristen menjadi omong kosong. [P]
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Ibrani 11:1