Kehilangan pengharapan umum terjadi bila manusia terusmenerus menghadapi kesulitan. Pengalaman-pengalaman sulit bisa membuat mata kita menjadi kabur dan kita tidak bisa melihat rencana Allah dan janji-janji-Nya dalam hidup kita. Di bagian akhir pasal 5, penulis mendorong orang-orang Kristen (penerima Surat Ibrani) agar berubah dari kondisi ketidakdewasaan secara rohani (5:11-14).
Untuk bisa menjadi dewasa, mereka perlu mengalami kepastian iman di dalam Kristus. Penulis Surat Ibrani menjelaskan bahwa yang bisa membuat kita merasa aman dan memiliki kepastian adalah pengharapan berupa janji-janji yang Allah berikan kepada kita di dalam Kristus. Allah memberikan janji-Nya dengan bersumpah (6:13) dan Ia tidak mungkin berdusta (6:18). Oleh karena itu, marilah kita menunjukkan kesungguhan, tidak lamban, serta dengan iman dan kesabaran menunggu apa yang dijanjikan Allah (6:11-12). Pengharapan itu ibarat sauh atau jangkar, yaitu alat pengaman bagi kapal laut yang terbuat dari besi berkait yang dilabuhkan dari kapal ke dasar laut, sehingga kapal itu tidak hanyut saat diterpa angin dan ombak. Sauh atau jangkar telah menjadi simbol pengharapan pada masa awal kekristenan. Pengharapan kita dijamin oleh Allah. Dalam perlindungan Allah, kita pasti aman.
Yesus Kristus adalah Imam Besar yang telah "sampai ke belakang tabir" (6:19, artinya sampai ke hadirat Allah) untuk mendamaikan dosa manusia (2:17), sehingga dengan yakin kita bisa datang kepada Allah dalam doa (4:14, 16). Saat Anda berdoa mengajukan suatu permohonan kepada Allah, apakah Anda yakin bahwa doa Anda tidak sia-sia karena Allah pasti mendengarkan doa Anda? [LW]
"Pegharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita , yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir." Ibrani 6:19