Hati pemazmur begitu sakit saat dirinya difitnah dan dikutuk oleh orang yang membenci dia. Dia dikutuk agar umurnya berkurang, jabatannya direbut orang, anak-anaknya menjadi yatim, istrinya menjadi janda, hartanya dirampas, dan sebagainya (109:8–12). Kebaikan, kasih, dan doa yang diberikan pemazmur (109:4–5) tidak pernah dihargai. Apakah kondisi semacam itu membuat pemazmur membalas semua fitnah yang ditujukan kepadanya? Tidak! Pemazmur berseru kepada Tuhan untuk mengungkapkan kesedihan dan kedukaan hati yang sedang di alaminya (109:21). Dia berseru agar Tuhan bertindak, menolong, dan menyelamatkan (109:26–27). Seruan pemazmur berujung pada seruan keyakinan bahwa Tuhan akan membalikkan situasi dari kutukan menjadi berkat, dari dipermalukan menjadi bersukacita (109:28). Mengapa pemazmur tidak membalas? Pemazmur tidak membalas karena dia meyakini bahwa TUHAN adalah Pembela yang akan membela dirinya dari setiap fitnah. Pembelaan Tuhan itulah yang akan membuat dia pasti dinyatakan tidak bersalah.
Pergumulan kita secara pribadi maupun sebagai komunitas orang percaya mungkin serupa dengan pergumulan yang dihadapi pemazmur. Kebaikan, kemurahan hati, kerja keras, dan pengorbanan kita kadang-kadang tidak dibalas dengan kebaikan, melainkan disalah mengerti dan kita menerima fitnah. Bila kita berada dalam kondisi semacam itu, apa yang seharusnya kita lakukan: Diam, membalas, atau berseru kepada Tuhan? Pilihan terbaik tentu saja berseru kepada Tuhan dan meminta Dia membela kita. Keyakinan seperti ini tidak boleh hilang dalam hidup kita. Apakah Anda yakin bahwa Tuhan akan membela Anda? [R]
"Tetapi Engkau, ya ALLAH, Tuhanku, bertindaklah kepadaku oleh karena nama-Mu, lepaskanlah aku oleh sebab kasih setia-Mu yang baik!" Mazmur 109:21