Pemazmur menggambarkan relasinya dengan TUHAN sebagai seperti relasi antara seorang bayi dengan ibu kandungnya (Mazmur 131). Tidak ada relasi di dunia ini yang lebih erat daripada relasi antara orang tua dan anak. Perkataan "menenangkan dan mendiamkan jiwaku" (131: 2) menggambarkan ketenangan roh yang dialami pemazmur. Dia menyerahkan seluruh diri-Nya pada penjagaan dan pemeliharaan TUHAN saja untuk selama-lamanya. Apa yang membuat pemazmur bisa memiliki sikap berserah? Sebelum ia dihargai orang--di mata ayahnya pun dia dianggap sebagai anak kecil yang wajib menjadi penggembala domba--TUHAN meneguhkannya menjadi raja. Saat Daud melakukan dosa perzinahan dan pembunuhan, TUHAN menegur dosa tersebut serta menjatuhkan hukuman, tetapi TUHAN tetap menyertai Daud. Setelah Daud melewati berbagai pengalaman bersama Tuhan, termasuk mendapat pertolongan saat menghadapi berbagai ancaman bahaya, TUHAN sendiri menyatakan bahwa Daud berkenan di mata-Nya (Kisah Para Rasul 13:22). Berbagai pengalaman mendapat pertolongan TUHAN membuat pemazmur mengajak bangsa Israel untuk selalu berharap pada TUHAN (Mazmur 131:3).
Saat kita percaya pada Tuhan Yesus, kita didamaikan dengan Allah. Status kita menjadi anak Allah dan kita boleh menyapa Allah sebagai “Bapa”. Relasi dengan Allah terjalin dan terbentuklah hubungan Bapa dan anak. Dalam perjalanan iman kita, terjadilah pengasuhan, didikan, dan teguran dari Allah Tritunggal dalam hidup kita. Pengalaman rohani itu merupakan pengalaman yang indah. Hendaklah kita senantiasa menggantungkan harapan kita pada Allah yang tidak pernah bosan untuk mengasuh kita! [R]
"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang , sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.." Yesaya 41:10