Prinsip dalam Perjanjian Lama, yaitu "mata ganti mata, gigi ganti gigi", adalah prinsip yang berdasarkan pada keadilan Allah untuk melindungi umat dari kejahatan sesamanya. Sayangnya, prinsip ini sering disalahmengerti dan disalahgunakan untuk menjadi alasan membalas dendam. Tuhan Yesus sendiri sudah menjelaskan prinsip ini dalam kotbah-Nya di bukit (Matius 5:38-42), yaitu bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan bukanlah solusi yang menghasilkan kedamaian. Kejahatan harus dikalahkan dengan kebaikan. Prinsip inilah yang disampaikan Rasul Petrus kepada jemaat di sekitar Asia Kecil yang hidup dalam penganiayaan (1 Petrus 2:1; 3:9).
Semula, Rasul Petrus menyampaikan bahwa identitas orang Kristen adalah sebagai "batu hidup" untuk pembangunan sebuah rumah rohani (2:5) dengan Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru (2:6). Menjadi batu hidup untuk suatu rumah rohani berarti membuang segala kejahatan, kemunafikan, kedengkian, dan fitnah (2:1), serta memiliki cara hidup yang baik di tengah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (2:12). Teladan hidup semacam itulah yang bisa mencelikkan mata rohani mereka yang berniat jahat, sehingga mereka bisa bertobat ketika Allah melawat mereka. Inilah yang dimaksudkan dengan prinsip mengalahkan kejahatan dengan kebaikan.
Apakah Anda geram saat melihat ketidakadilan menimpa orang benar, dan tipu daya serta fitnah membuat orang percaya menderita? Apakah Anda beranggapan bahwa percuma saja menabur kebaikan karena kejahatan terus semakin merajalela? Ingatlah bahwa dalam situasi apa pun, orang percaya dipanggil untuk tetap setia melakukan kebaikan di tengah berlangsungnya kejahatan! [FI]
"Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh." 1 Petrus 2:15