Dalam suatu penglihatan, Yehezkiel dibawa oleh utusan Allah ke Bait Suci di Yerusalem. Di sana, diperlihatkanlah betapa bejatnya kehidupan bangsa Israel: Para tua-tua mempersembahkan korban ukupan kepada gambar-gambar berhala yang terukir di dinding pelataran Bait Suci (8:6-12), kaum perempuan menangisi dewa Tamus--yakni dewa kesuburan bangsa Babel--dalam sebuah ruangan di utara gerbang utama (8:13-14), dan kaum laki-laki membelakangi Bait Suci sedang menyembah matahari (8:15-16). Selanjutnya, Allah memperlihatkan hukuman yang akan segera menimpa penduduk Yerusalem dengan diawali terangkatnya kemuliaan Allah dari atas kerub. Kemudian, enam utusan khusus Allah mengelilingi kota untuk membunuh semua orang di dalamnya, kecuali orang yang tidak ikut menajiskan diri dalam pencemaran Bait Suci (9:1-6). Hukuman pembunuhan yang lahir dari amarah Allah atas pencemaran Bait Suci-Nya tersebut dimulai dari para tua-tua yang berada di Bait Suci dan berakhir setelah semua penduduk yang tercemar menerima hukuman (9:6, 11).
Kisah mengerikan di atas mengingatkan betapa berbahayanya bila agama atau kegiatan rohani disalahgunakan untuk tujuan yang jahat. Dalam perjalanan sejarah, banyak gereja pernah dan sedang diperalat untuk mencapai ambisi politik, kekuasaan, atau kekayaan para pemimpinnya. Akibatnya, gereja seperti itu hanya menawarkan janji kesuksesan, kekayaan, atau kesehatan yang palsu dan gagal menjadi corong untuk menyuarakan kebenaran Alkitab yang menegur dosa. Apakah Anda telah membiasakan diri mendoakan para pemimpin gereja Anda, agar mereka setia kepada panggilan Allah dan menjadikan gereja sebagai tempat mewartakan kebenaran-Nya? [TF]
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. ... dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Matius 21:12-13