Pasal ini membicarakan tentang keadilan Allah yang memberi upah kepada orang benar dan hukuman kepada orang fasik. Ucapan Allah dimulai dengan prinsip bahwa setiap orang bertanggung jawab atas hasil perbuatannya sendiri (18:1-4). Selanjutnya, Allah membuat studi kasus: Orang benar (generasi pertama) hidup menurut peraturan Allah dan berlaku setia. Dia pasti akan hidup (18:5-9). Anak orang benar itu ternyata hidup dalam kekejian, tidak bermoral dan menyembah berhala, maka hanya anaknya (generasi kedua) yang akan dihukum, ayahnya tidak perlu menanggung hukuman anaknya (18:10-14). Anak orang jahat tersebut (generasi ketiga) menginsafi seluruh dosa ayahnya dan bertobat, maka ia akan hidup dan tidak perlu menanggung akibat kejahatan ayahnya (18:14-18).
Ucapan Allah ditutup dengan janji Allah yang indah, yakni Dia akan mengampuni semua orang yang bertobat di hadapan-Nya. Segala dosa orang yang bertobat tidak akan diperhitungkan Allah, sehingga ia akan mendapat pengampunan (18:21-23, 27-28). Sebaliknya, bagi orang yang sebelumnya hidup dalam kebenaran dan berubah setia menjadi orang jahat, segala kebaikannya tidak bisa melepaskan dia dari hukuman Allah (18:24-26).
Dari ucapan Allah di atas, kita belajar bahwa Allah sangat menentang orang yang tidak taat kepada-Nya dan hidup dalam dosa. Secara khusus, Allah menyebut beberapa dosa yang sangat ditentang-Nya, yakni: penyembahan berhala, perzinahan, ketidakadilan sosial, pemerasan, dan kecurangan. Terlibatkah Anda dalam salah satu dosa yang dikecam Allah tersebut? Adakah dosa lain yang biasa Anda lakukan dalam kehidupan? Jika ada, segeralah bertobat sebelum dihukum oleh Allah. [TF]
"Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikian firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!." Yehezkiel 18:32