Sejarah mencatat bahwa perlu 13 tahun bagi pasukan Babel untuk menaklukkan Tirus. Penaklukkan itu dilanjutkan dengan menyerang Mesir pada tahun 568 BC. Catatan Alkitab menunjukkan bahwa semua peristiwa itu terjadi di bawah kendali dan kedaulatan Allah. Allah menegaskan rencana hukuman-Nya atas Mesir dengan memakai raja Babel sebagai kepanjangan tangan-Nya (30:10). Seperti diungkapkan di pasal sebelumnya, tujuan hukuman Allah atas Mesir adalah agar mereka tahu bahwa Allah adalah TUHAN (30:19, 26). Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah dikuasai oleh kesombongan sehingga tidak mengakui Allah sebagai TUHAN atas alam semesta. Oleh karena itu, melalui tangan Raja Nebukadnezar, Allah menghancurkan empat sumber kesombongan bangsa Mesir: Pertama, relasi mereka dengan bangsa-bangsa sekitar (30:3-9). Kedua, kekayaan dan kemakmuran mereka yang berasal dari sungai Nil--sungai beserta anak-anak sungainya akan dikeringkan Allah (30:10-12). Ketiga, dewa-dewi yang menjadi berhala yang mereka andalkan untuk melindungi mereka (30:13). Keempat, kota-kota berkubu yang melambangkan kejayaan dan kemakmuran mereka (30:14-19). Di bagian penutup, sekali lagi Allah menegaskan bahwa serangan bangsa Babel ke Mesir sepenuhnya di bawah kendali Allah untuk menunjukkan kedaulatan-Nya (30:20-26).
Kisah di atas mengungkapkan bahwa fokus yang berlebihan atas kesuksesan, materi, dan relasi sering menghalangi kita melihat kuasa Allah dan mengandalkan-Nya. Akibatnya, secara tanpa sadar kita lebih mengandalkan kekuatan diri sendiri daripada Allah. Adakah hal yang begitu Anda cintai melebihi cinta kepada Allah? Umat Allah tidak boleh mencintai apa pun melebihi cintanya kepada Allah! [TF]
"Aku akan menyerakkan orang Mesir di antara bangsa-bangsa dan menghamburkan mereka ke semua negeri. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN." Yehezkiel 30:26