Dalam penglihatan selanjutnya, Yehezkiel dibawa menuju beberapa ruang lain di dalam Bait Suci, mulai dari ruang balai, ruang kudus, bilik orang Lewi dan kembali ke pelataran dalam dan pelataran luar. Yang menarik adalah bahwa ia juga dibawa masuk ke ruang mahakudus yang hanya boleh dimasuki oleh imam besar setahun sekali pada hari raya Pendamaian untuk mempersembahkan korban (41:3-4; bdk. Im. 16:1-4). Tujuan Allah memberi penglihatan ini adalah untuk mengontraskan kekudusan-Nya dengan kehidupan tercela bangsa Israel yang dipenuhi dosa dan kecemaran (43:8-10). Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut penglihatan ini, Yehezkiel diperintahkan Allah untuk menggambarkan apa yang dilihatnya serta menyampaikan kepada bangsa Israel supaya mereka merasa malu dengan dosa sendiri dan bertobat agar mendapat pengampunan dosa dan diterima kembali oleh Allah (43:11-12).
Dari pemaparan di atas, kita mendapat dua pelajaran tentang relasi antara Allah dengan manusia. Pertama, kesediaan Allah memperlihatkan ruang mahakudus-Nya menunjukkan tidak ada hal yang Ia sembunyikan dari Yehezkiel, sebuah simbol penerimaan yang total dari Allah atas manusia. Ketika Yesus Kristus mati di kayu salib, tabir yang memisahkan ruang mahakudus di Bait Suci terbelah dari atas sampai ke bawah. Menurut Anda, pesan apakah yang Allah ingin sampaikan kepada manusia melalui terbelahnya tabir ini? Kedua, sebagaimana Allah mengambil inisiatif membuka jalan bagi pemulihan bangsa Israel setelah mereka menjalani hukuman, demikian juga Allah melalui Yesus Kristus mencari dan menyelamatkan kita yang hidup tersesat dalam dosa untuk kembali kepada-Nya melalui jalan pertobatan. [TF]
"Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah." Markus 15:37-38