Setelah melewati serangkaian penglihatan tentang Bait Suci dengan ukuran yang sangat teliti, Yehezkiel diantar ke dalam sebuah penglihatan yang sangat penting, yakni kemuliaan Allah kembali bertakhta di tengah umat-Nya. Kehadiran kemuliaan Allah yang dimanifestasikan dalam suara air terjun yang menderu dan bumi yang bersinar membuat Yehezkiel menyembah dengan bersujud. Setelah dibawa melihat Bait Suci yang dipenuhi kemuliaan Allah, Yehezkiel mendengar firman Allah bahwa Ia akan bertakhta di Bait Suci dan memerintah bangsa Israel dengan menghapus kehidupan dosa dan kehidupan yang jahat, sehingga mereka selama-lamanya menjadi umat kesayangan Allah yang menaati hukum dan peraturan Allah dengan sempurna (43:1-12). Selanjutnya, Allah akan mengembalikan fungsi Bait Suci sebagai tempat peribadatan bangsa Israel dengan menghidupkan kembali upacara penyucian persembahan korban bakaran, korban penghapus dosa, korban pendamaian, dan korban keselamatan (43:13-27). Karena Bait Suci adalah pusat kehidupan dan peribadatan bangsa Israel, dikembalikannya fungsi Bait Suci itu melambangkan pemulihan relasi dengan Allah serta menandakan kehadiran Allah di tengah mereka sebagai Sumber Berkat.
Bagi umat Allah masa kini, relasi kita dengan Allah tidak diperdamaikan melalui korban binatang, melainkan melalui Imam Besar Agung kita--yaitu Yesus Kristus--yang mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban pendamaian (Ibrani 10:10-12). Selain itu, kehadiran Allah tidak dilambangkan melalui Bait Suci, melainkan melalui tubuh kita sebagai bait (rumah) Allah yang menjadi tempat berdiamnya Roh Kudus (1 Korintus 3:16, 6:19). Sudahkan Anda dengan teliti menjaga kekudusan tubuh sebagai bait Roh Kudus? [TF]
"Atau tidak tahuka kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" 1 Korintus 6:19