Dua pasal terakhir mencatat puncak penglihatan Yehezkiel, yakni sebuah negeri yang damai, tempat tinggal umat Allah untuk selamanya. Sebelumnya, Allah melakukan serangkaian pemulihan kehidupan umat-Nya, mulai dari pemulihan relasi antara Allah dengan umat-Nya yang ditandai dengan kembalinya kemuliaan Allah serta pemulihan fungsi Bait Suci dan peranan para pemimpin rohani (pasal 43-44), dan ditutup dengan pemulihan kehidupan sosial melalui pemerintahan seorang raja yang baik dan bijaksana (pasal 45-46). Puncak pemulihan terjadi melalui pembagian negeri Israel kepada suku-suku yang ada sesuai dengan ketentuan yang Allah berikan (47:13-48:29). Pembagian wilayah ini mengingatkan bangsa Israel akan perjalanan nenek moyang mereka menaklukkan negeri Kanaan yang puncaknya ditandai dengan pembagian negeri kepada suku-suku sesuai dengan batas wilayah yang ditentukan Allah (Yosua 14-19). Namun, negeri yang baru ini berbeda dengan negeri Kanaan karena di sini, Allah bertakhta secara kekal melalui kota yang disebut "TUHAN HADIR DI SITU" (Yehezkiel 48:35). Selain itu, di sini, mengalir air dari dua sungai yang menjadi sumber kehidupan segala makhluk hidup sampai selamanya (47:6-11).
Bagi bangsa Israel yang mendengar secara langsung dari Yehezkiel, penglihatan di atas digenapi saat mereka dipimpin kembali ke negeri mereka dan membangun kembali Bait Suci serta menjalankan kehidupan yang baru di bawah pimpinan Allah. Bagi kita, penglihatan itu digenapi dalam langit dan bumi yang baru pada akhir zaman, dengan Allah bertakhta di Bait Suci-Nya dalam Yerusalem baru dan semua orang percaya hidup di dalamnya dalam damai dan kemuliaan yang sempuna dan kekal (Why. 21:1-22:3). Apakah langit dan bumi yang baru telah menjadi sumber pengharapan Anda? [TF]
"Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi." Wahyu 21:1