Rabu, 11 Juni 2014
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 29-30
Pentahbisan Bait Suci dalam 30:1 bisa menunjuk kepada Pentahbisan Bait Suci yang dibangun pada zaman Raja Salomo (1 Raja-raja 8:63), Pentahbisan Bait Suci yang dibangun pada zaman Ezra (Ezra 6:16), serta Pembersihan Bait Suci dari barang-barang najis (berhala-berhala yang dimasukkan ke Bait Suci atas perintah Antiokhus Epifanes—penjajah Yunani) pada zaman Makabe—pahlawan Yahudi—di abad kedua BC. Pentahbisan ketiga ini dirayakan terus sampai zaman Tuhan Yesus dan disebut sebagai Hari Raya Pentahbisan Bait Allah (Yohanes 10:22). Sekalipun mazmur ucapan syukur ini dipakai sebagai nyanyian bersama umat Allah, sebenarnya mazmur ini bersumber dari pengalaman pribadi Daud yang dihukum Allah setelah selesai menghitung seluruh pasukannya (2 Samuel 24). Berkat yang ia nikmati menghasilkan rasa aman dan percaya diri yang terlalu besar (Mazmur 30:7), sehingga saat Daud mulai menyombongkan diri, Allah sedikit “menghimpitnya” untuk membuatnya tersadar (30:8).
Kapankah ucapan syukur yang tulus sungguh-sungguh muncul di hati kita? Mungkin kita sungguh-sungguh bersyukur saat Tuhan datang menolong di “detik-detik terakhir,” saat kita amat terdesak, tak menemukan jalan keluar, dan putus asa. Namun, masihkah kita bersyukur bila kita berhasil meraih berbagai kesuksesan? Selanjutnya, apakah kesuksesan membuat kita terlena sehingga kita menyombongkan diri? (lihat Ulangan 8:11-18). Tuhan Yesus memberi peringatan yang keras terhadap orang yang menyombongkan kekayaan yang tidak bisa dia bawa saat jiwanya diambil (Lukas 12:16-21). Saat meraih kesuksesan, jangan melupakan Allah. Akuilah segala perbuatan tangan-Nya. Dengan demikian, kita akan menemukan alasan yang tidak terbatas untuk senantiasa “menyanyikan syukur” bagi Tuhan. [J]
Mazmur 30:13
“… supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu
dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku,
untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.”