Setelah memberi kehidupan, apakah Tuhan mempedulikan makhluk ciptaan-Nya? Apakah Dia mau memelihara hidup Anda? Saat Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menghadapi risiko kehilangan nyawa, apakah mereka mengompromikan iman mereka? Sama sekali tidak! Mereka percaya bahwa Allah adalah Sumber kehidupan, sekaligus Pemelihara kehidupan. Dengan tegas, mereka menolak perintah raja Nebukadnezar karena mereka yakin bahwa Allah sanggup melepaskan mereka dari perapian yang menyala-nyala. Seandainya Allah tidak melepaskan mereka dari maut pun, mereka tetap tidak akan mengompromikan iman mereka (3:17-18). Jika Allah tidak melepaskan mereka dari maut, bukan berarti bahwa Allah tidak sanggup atau tidak mau menolong, melainkan bahwa Allah memiliki rencana lain melalui kematian mereka.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah melepaskan Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dari perapian yang menyala-nyala. Hal itu tak pernah terpikirkan oleh raja Nebukadnezar serta semua penduduk Babel. Dengan yakin, raja berkata, "dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" (3:15). Allah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego--juga Allah kita--telah membuktikan bahwa Dialah yang mampu menyelamatkan mereka dari tangan raja Nebukadnezar yang berkuasa. Ini berarti bahwa Ialah Sumber kehidupan dan Dialah Penentu Kehidupan manusia ciptaan-Nya. Iman seperti di atas harus kita teladani. Allah Sang Sumber hidup sanggup meluputkan kita dari ancaman maut berbentuk apa pun, termasuk penyakit, kejahatan, maupun kecelakaan. Jika Ia tidak meluputkan kita, percayalah bahwa Ia punya rencana lain yang lebih baik bagi diri kita. [WY]
"Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang." Mazmur 36:10