Walaupun gagal menguasai seluruh Israel, Rehabeam berhasil memperkuat kota-kota berkubu dan menempatkan kepalakepala pasukan serta melengkapi dengan makanan dan senjata, sehingga kota-kota itu menjadi amat kokoh dan merupakan pertahanan yang kuat. Para imam dan orang Lewi serta penduduk yang telah membulatkan hati untuk mencari Tuhan Allah Israel meninggalkan wilayah Kerajaan Israel Utara dan bergabung dengan Raja Rehabeam di Kerajaan Israel Selatan (Yehuda). Dengan bijaksana, Rehabeam membagi kekuasaan di antara anakanaknya di seluruh wilayah yang ia pimpin. Sayangnya, setelah kerajaannya menjadi kuat, Rehabeam beserta rakyatnya meninggalkan hukum TUHAN dan jatuh dalam dosa yang melampaui dosa nenek moyang mereka, yaitu mendirikan tempat pengorbanan beserta tugu dan tiang berhala di atas setiap bukit yang tinggi dan setiap pohon yang rimbun, bahkan ada pelacuran bakti (1 Raja-raja 14:22-24). Kemungkinan besar, penyimpangan ini merupakan hasil pengaruh Naama, ibu Rehabeam yang berasal dari bangsa Amon (1 Raja-raja 14:21, 31; 2 Taw. 12:13). Praktik penyembahan berhala itu membangkitkan murka Tuhan, sehingga Tuhan membiarkan musuh menyerang kerajaan Yehuda, bahkan menajiskan Rumah Allah. Perisai emas yang melambangkan kemuliaan Allah dirampok, dan Rehabeam hanya mampu mengganti dengan perisai tembaga.
Hal apakah yang paling menyukakan hati Tuhan? Tidak ada hal yang lebih menyukakan hati Tuhan selain bahwa anakanak-Nya melakukan kehendak-Nya. Sebaliknya, dosa sangat menyakiti hati Tuhan. Periksalah kehidupan Anda! Karena Tuhan Yesus telah menebus dosa kita, buanglah dosa dari kehidupan Anda agar Anda tidak mendukakan hati-Nya! [PHJ]
Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Matius 26:21-22