Setelah melakukan persiapan, perjalanan ke Yerusalem dimulai. Rombongan mereka berjumlah 1.514 laki-laki dewasa, atau 5.000 orang jika perempuan dan anak-anak ikut dihitung (8:1-14). Sepanjang perjalanan, ada tiga hal yang menunjukkan sikap hati Ezra yang bersandar kepada Allah: Pertama, Ezra sadar bahwa tujuan kepulangan mereka adalah untuk beribadah di Bait Allah. Oleh karena itu, setelah sadar bahwa tidak ada orang Lewi dalam rombongan mereka, ia mendatangkan orang Lewi dari kaum keluarga Ido yang tinggal di Kasifya (8:15-20). Kedua, Ezra mengajak seluruh rombongan berpuasa dan berdoa meminta perlindungan Allah, sebab perjalanan sekitar 1.500 kilometer yang tidak dikawal pasukan itu menghadapi ancaman perampokan dan serangan tiap saat, apalagi mereka membawa 25 ton perak, 3,75 ton emas, dan 8,5 kilogram piala emas (8:21-23). Ketiga, Ezra mengajarkan bahwa semua emas dan perak yang mereka bawa adalah barang-barang kudus yang akan dipersembahkan kepada Allah (8:24-30). Atas pertolongan Allah, mereka tiba di Yerusalem setelah menempuh perjalanan selama empat bulan. Setelah beristirahat selama tiga hari, mereka menyelenggarakan kebaktian di Bait Allah dengan mempersembahkan korban bakaran dan korban penghapus dosa (8:31-36).
Di sepanjang perjalanan, pimpinan Allah sangat nyata. Pimpinan Allah terbukti dalam keberhasilan Ezra meyakinkan bangsa Israel yang lahir di negeri Babel--yang kemungkinan sudah hidup mapan-untuk pulang ke Yerusalem, diluputkannya rombongan dari serangan musuh di sepanjang perjalanan, dan sokongan yang diterima bangsa Israel dari pemimpin sekitar. Yakinkah Anda bahwa Allah menyertai hidup Anda serta mampu menolong Anda menghadapi semua tantangan dan kesulitan hidup? [TF]
"Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Matius 28:20b