Dua hari setelah perayaan pondok daun berakhir, umat Israel berkumpul dalam pertobatan masal dengan berpuasa dan berpakaian kabung. Pembacaan firman Allah selama tujuh hari berturutturut mencelikkan mata rohani mereka, sehingga mereka sadar bahwa kondisi mereka sebagai budak di bawah penjajahan bangsa asing disebabkan oleh dosa mereka sendiri dan dosa nenek moyang mereka (9:36-37). Doa respons mereka berisi tiga pengakuan: Pertama, pengakuan akan kebesaran Allah sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta. Kedua, pengakuan akan kasih sayang Allah yang tak pernah berubah, yang memanggil bapa leluhur mereka--Abraham--keluar dari Ur-Kasdim, melepaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir, memelihara dalam perjalanan di padang gurun, mengaruniakan negeri Kanaan sebagai milik pusaka, dan memberkati mereka pada masa kerajaan. Ketiga, pengakuan akan dosa dan ketidaksetiaan nenek moyang mereka yang telah melawan hukum Allah dan membunuh para nabi utusan Allah yang membimbing mereka kembali ke jalan Allah, sehingga mereka dihukum Allah melalui tangan bangsa asing untuk membuat mereka menyadari dosa mereka dan kembali kepada Allah.
Firman Allah berkuasa mencelikkan mata orang untuk mengenal kekudusan dan keagungan Allah, serta kehinaan dan keberdosaan diri sendiri. Sama seperti bangsa Israel, bangsa kita masa kini sedang diperbudak oleh berbagai dosa, antara lain korupsi, narkotika, pornografi, pembunuhan, dan sebagainya. Dalam kondisi demikian, bangsa kita membutuhkan firman Allah yang bisa mencelikkan mata rohani agar sadar dosa dan mampu mengatasi permasalahan akibat dosa. Apakah Anda telah membiasakan diri untuk mendoakan bangsa Indonesia dan mewartakan firman Allah kepada orang-orang di sekitar Anda? [TF]
"Sementara mereka berdiri di tempat, dibacakanlah bagian-bagian dari pada kitab Taurat TUHAN, Allah mereka, selama seperempat hari, sedang seperempat hari lagi mereka mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah mereka." Nehemia 9:3