Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 15
Diskusi antara Ayub dengan teman-temannya bisa dikategorikan sebagai debat kusir. Elifas tidak peduli terhadap jawaban Ayub. Dia menganggap jawaban Ayub sebagai perkataan omong kosong. Dia sudah membuat vonis "bersalah" terhadap diri Ayub dan dia tidak mau mendengar bantahan Ayub. Dia menganggap dirinya lebih berpengetahuan dibandingkan Ayub (15:1-9). Pendapat Elifas bahwa Ayub pasti bersalah merupakan pendapat yang tidak boleh dibantah (15:14-16)! Perkataan Elifas dalam pasal ini benar-benar bersifat menghakimi dan amat kasar. Dia menganggap Ayub tidak memiliki pengetahuan (15:1), licik (15:5), sok tahu (15:9), tidak memakai rasio (15:12), keji, bejat, curang (15:16), bahkan ia menganggap Ayub sebagai orang fasik (15:20). Agaknya Elifas adalah orang yang mau menang sendiri! Dia kesal karena Ayub membantah tuduhan teman-temannya, dan dia mengatakan apa saja (yang jelek) tentang Ayub tanpa berpikir. Sebagai teman lama, semestinya Elifas adalah orang yang mengenal kehidupan Ayub yang saleh, saat Ayub masih kaya dan belum mengalami malapetaka. Akan tetapi, untuk memenangkan pembicaraan, Elifas dengan keji mengemukakan perkataan sembarangan yang amat menyakitkan.
Sikap Elifas yang amat buruk ini merupakan peringatan agar kita waspada terhadap diri kita sendiri saat kita merasa jengkel terhadap orang yang berbeda pendapat dengan diri kita. Bila kita beranggapan bahwa diri kita pasti benar dan orang yang berbeda pendapat dengan kita pasti salah, percuma kita berdiskusi. Jauh lebih bijak bila kita menahan mulut kita sendiri! Bila kita ingin berdiskusi, kita harus bersedia mendengar dan memikirkan (mempertimbangkan) perkataan lawan bicara kita. Bila kita selalu menganggap diri kita benar dan orang lain salah, lebih baik kita belajar berdisiplin untuk mendengar sebelum menasihati orang lain. Saat Anda berdiskusi, apakah Anda benar-benar mau mendengar dan mempertimbangkan perkataan atau pendapat lawan diskusi Anda? Saat Anda mendengar pendapat yang berbeda dengan pendapat Anda, apakah Anda bersedia membuka diri untuk mempertimbangkan kembali kebenaran pendapat Anda? Untuk bisa berdiskusi secara sehat, Anda harus menumbuhkan sifat kesabaran untuk mendengar serta menumbuhkan sifat kerendahhatian untuk menilai ulang kebenaran pendapat Anda! [P]