Bacaan Alkitab hari ini : Matius 23
Salah satu realitas dalam kehidupan adalah bahwa selalu ada orang yang tidak menyukai kita (dapat disebut "musuh"). Walaupun kita sudah berusaha hidup dalam kebenaran dan kesucian, tetap akan ada orang yang berusaha menjatuhkan kita. Hal ini terjadi pula pada diri Tuhan Yesus. Bagaimana respons Tuhan Yesus setelah berulang kali dijebak oleh musuh-musuh-Nya, yaitu para pemimpin agama (ahli Taurat dan orang Farisi)? Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita akan melihat dengan jelas dua teladan Tuhan Yesus dalam mengasihi musuh (5:44).
Pertama, Tuhan Yesus menyatakan kebenaran dengan mengungkapkan dosa musuh-Nya. Perkataan ‘kasih menutupi banyak sekali dosa’ (1 Petrus 4:8) bukanlah anjuran untuk bersikap toleran terhadap dosa, melainkan kesediaan untuk mengampuni dosa. Tuhan Yesus pun tidak membiarkan dosa musuh-musuh-Nya. Dia menyebut mereka sebagai orang munafik yang memamerkan aktivitas agama agar dilihat orang (Matius 23:5). Mereka mengikat beban berat pada pengikutnya, tetapi mereka sendiri menghindar (23:4). Mereka mengabaikan hal-hal terpenting dari hukum Taurat (23:23). Mereka tampak suci di luar, tetapi kotor di dalam (23:27). Dosa tetap dosa, mengasihi musuh berarti mengungkapkan dosa dengan kasih Tuhan yang terus mencari dan menginginkan agar mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan.
Kedua, Tuhan Yesus mencari dan memberi kesempatan kedua kepada mereka untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Tuhan Yesus berkata bahwa Ia berkali-kali merasa rindu mengumpulkan mereka (untuk memberikan anugerah-Nya), namun mereka tidak mau (23:37). Pada masa kini, bagaimana mungkin kita bisa memberi kesempatan kedua dan mengampuni musuh-musuh kita yang telah membunuh orang tua kita atau yang telah menghancurkan masa depan kita? Walaupun mengasihi musuh itu sangat sulit, kita bersyukur bahwa Tuhan Yesus telah memberikan teladan bagi kita. Yesus Kristus adalah Allah yang telah merendahkan diri-Nya dengan datang ke dalam dunia untuk mencari kita (musuh-musuh-Nya). Ia tidak berdosa, namun Ia mau menanggung hukuman dosa kita dan memanggil kita untuk kembali kepada-Nya. Secara manusiawi, mengampuni musuh terasa mustahil. Akan tetapi, setiap orang yang telah menerima anugerah Allah harus belajar untuk meneladani Tuhan Yesus dalam hal mengasihi musuh. [FL]