Bacaan Alkitab hari ini : 1 Korintus 15:12-49
Kebangkitan Tuhan Yesus bukan hanya merupakan fakta sejarah yang terjadi di masa lampau, tetapi juga merupakan peristiwa yang menentukan perjalanan hidup manusia di masa depan. Kebangkitan Tuhan Yesus membawa pengharapan bagi orang percaya dalam dua hal:
Pertama, iman kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus tidak sia-sia karena telah mendatangkan pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Seandainya Tuhan Yesus tidak dibangkitkan, maka pengikut-Nya adalah orang-orang yang paling malang di dunia, karena iman mereka dibangun di atas sebuah kebohongan. Namun, karena Tuhan Yesus sungguh-sungguh telah bangkit, pengikut-Nya adalah orang yang paling berbahagia karena dosa mereka sudah diampuni. Sebaliknya, orang yang tidak percaya kepada-Nya adalah hamba dosa paling malang yang akan menghadapi penghukuman. Setelah diampuni dosanya dan diperlengkapi dengan kuasa kebangkitan Tuhan Yesus, orang percaya seharusnya memiliki kehidupan baru dan tidak kembali menghambakan diri kepada berbagai macam dosa (15:35-36).
Kedua, orang percaya akan mengalami kebangkitan tubuh seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus. Sebagai Raja atas segala sesuatu, Tuhan Yesus menaklukkan kematian dengan bangkit dari kematian, sebagai yang sulung bagi orang yang telah meninggal. Sama seperti kematian masuk ke dunia dan menguasai umat manusia lewat dosa Adam, demikian juga kemenangan atas dosa dan pengharapan akan kebangkitan dikaruniakan kepada umat manusia melalui kebangkitan Tuhan Yesus (15:20-23). Pada saat kebangkitan, orang percaya akan menerima tubuh sorgawi dari Allah, yakni tubuh rohani yang mulia, tidak binasa, dan penuh kekuatan (15:35-49). Dengan tubuh sorgawi tersebut, kita akan menikmati kehidupan kekal bersama Allah di sorga.
Karena pengharapan sejati kita adalah suatu kehidupan kekal dalam tubuh kebangkitan bersama Allah di sorga, kita harus sadar bahwa hidup kita di bumi ini hanya sementara. Seperti seorang musafir, kita sedang melakukan perjalanan sementara di atas bumi untuk mencapai kehidupan kekal di sorga. Oleh karena itu, kita harus bijak melewati hari-hari di atas bumi, tidak boleh bersikap seolah-olah kita akan selamanya tinggal di atas bumi ini. Bagaimanakah Anda bisa memanfaatkan hari-hari yang sementara di atas bumi ini untuk melayani Allah dan menjadi berkat bagi sesama? [TF]