Bacaan Alkitab hari ini : Roma 11:11-36
Bayangkan bila suatu saat kita berdiri di hadapan takhta Allah, di tengah kumpulan besar orang banyak yang tak terhitung jumlahnya dari segala suku dan bangsa seperti yang digambarkan Rasul Yohanes dalam Wahyu 7:9. Saat itu, kita adalah salah seorang dari lautan manusia yang memuji dan memuliakan Allah di sorga. Bayangkan suka cita yang akan kita rasakan saat kita menyembah Allah bersama-sama dengan orang-orang kudusnya!
Senada dengan penglihatan Yohanes di Pulau Patmos bahwa keselamatan itu dikaruniakan kepada bangsa-bangsa (Wahyu 7:9-10), Rasul Paulus pun melihat bahwa dimungkinkan terjadinya penyelamatan sejumlah besar orang di luar Israel. Bayangkan bahwa ada berjuta-juta orang dari berbagai suku dan daerah di Indonesia (Jawa, Sunda, Batak, Manado, Papua, Padang, Aceh, Madura) dan juga orang-orang Eropa, Tionghoa, Arab, Amerika dan orang–orang dari berbagai suku dan daerah lainnya yang tidak terhitung banyaknya akhirnya menyembah Allah yang sejati. Kita termasuk salah satu di antaranya karena kita mengenal Allah yang sejati. Sadarkah Anda bahwa keselamatan yang kita terima bermula dari kekerasan hati bangsa Israel yang menolak Sang Mesias, yaitu Yesus Kristus? Pelanggaran mereka membuat keselamatan tersebar kepada bangsa-bangsa lain (11:11). Penolakan mereka, menjadi perdamaian bagi dunia (11:15). Bangsa-bangsa lain seperti tunas liar yang dicangkokkan ke akar pohon zaitun (11:16-24). Ketidakpercayaan Israel dipakai Allah untuk menjangkau bangsa-bangsa lain. Akan tetapi, Allah tidak melupakan bangsa pilihannya, Israel. Kasih karunia yang diberikan kepada bangsa-bangsa lain dimaksudkan untuk menimbulkan cemburu dalam hati mereka. sehingga mereka menyesal dan pada akhirnya ber-balik kepada Yesus Kristus serta memperoleh keselamatan (11:11, 14, 26). Bagaikan cabang pohon yang telah dipatahkan, kemudian dicangkokkan kembali agar menemukan kehidupan, mereka menjadi bagian dari bangsa-bangsa yang berdiri di hadapan Allah untuk memuji dan menyembah-Nya (11:23-24).
Marilah kita merespons kemurahan Allah itu dengan hati yang bersyukur dan rendah hati. Mulai sekarang, marilah kita berusaha untuk menjalani hidup sesuai dengan rencana Allah. Marilah kita hidup memuliakan Dia dalam setiap langkah kehidupan kita. [Souw]