Bacaan Alkitab hari ini : Imamat 12
Bacaan Alkitab hari ini dan beberapa pasal selanjutnya menjelaskan kenajisan yang bersumber dari dalam (tubuh). Kenajisan (tidak tahir) terjadi jika seorang perempuan bersalin dan melahirkan. Masa pentahiran berbeda-beda, tergantung dari jenis kelamin anak yang dilahirkan. Jika seorang perempuan melahirkan anak laki-laki, masa pentahiran adalah 40 hari (7 hari + 33 hari pentahiran darah nifas). Jika dia melahirkan anak perempuan, masa pentahiran adalah dua kalinya, yaitu 80 hari (14 hari + 66 hari pentahiran darah nifas). Yang menjadi pertanyaan bagi kita pada zaman ini adalah, "Mengapa seorang perempuan yang melahirkan bayi menjadi najis? Mengapa masa pentahiran bagi seorang perempuan yang melahirkan bayi perempuan lebih lama (dua kali) daripada jika dia melahirkan bayi laki-laki?"
Kunci untuk mengetahui apakah sesuatu atau seseorang tahir atau najis adalah apakah dia dalam keadaan baik secara keseluruhan. Seorang penafsir memberikan alasan yang sangat baik: Jika tubuh seorang perempuan mengalami pendarahan atau bila ada cairan atau lelehan keluar dari tubuhnya, perempuan itu tidak berada dalam keadaan yang sempurna. Keadaan yang kurang baik ini menyebabkan dia menjadi najis. Kehilangan darah adalah najis karena dapat menyebabkan kematian, yaitu bertolak-belakang dengan kehidupan yang normal. Sedangkan masa pentahiran karena melahirkan bayi perempuan lebih lama daripada bila melahirkan bayi laki-laki karena setelah dewasa, bayi perempuan itu akan mengeluarkan banyak darah saat menstruasi.
Oleh sebab itu, sesudah masa pentahiran selesai, diperlukan korban bakaran untuk pengampunan serta korban penghapus dosa (penyucian) karena darah yang keluar dari tubuhnya membuat perempuan itu menjadi najis. Perlu diingat, bahwa melahirkan bayi bukanlah dosa karena Allah sendiri yang memberikan perintah kepada manusia untuk beranak-cucu (Kejadian 1:28; bandingkan dengan Mazmur 127:3). Setiap manusia yang lahir karena benih manusia adalah berdosa di hadapan Tuhan dan membutuhkan korban. Kedua orang-tua Yesus Kristus menjalani ritual ini (Lukas 2:22-24), sehingga Yesus Kristus yang tidak berdosa (karena dilahirkan bukan oleh benih manusia) dapat menggenapi seluruh hukum Taurat (termasuk hukum ritual ini) demi kita yang berdosa (Roma 10:4 dan seterusnya). [GI Abadi]