Bacaan Alkitab hari ini : Lukas 2:8-20
Sangat mudah bagi manusia untuk menilai dan memandang rendah sesamanya. Namun, apa yang dipandang rendah oleh manusia tidaklah berarti dipandang rendah oleh Allah. Itulah yang terjadi dalam kehidupan para gembala yang mendapat kabar tentang Natal. Pada zaman itu, gembala di Israel adalah profesi yang tidak berharga. Para gembala dianggap kasar dan tidak berpendidikan. Mereka sangat diremehkan dan sering diabaikan. Mereka dipandang sangat rendah sampai-sampai kesaksian mereka tidak diperhitungkan di pengadilan. Namun, ternyata bacaan Alkitab hari ini menunjukkan bahwa pandangan Allah berbeda dengan pandangan manusia. Apa yang tidak berharga di mata manusia bisa jadi berharga di mata Allah. Melalui malaikat, Allah berkenan untuk memberitakan kelahiran Sang Mesias, sumber damai sejahtera, kepada para gembala. Namun, berita menjadi tidak berarti bila berita tersebut tidak direspons. Puji Tuhan, ternyata para gembala yang dianggap bodoh itu justru segera merespons berita yang disampaikan oleh malaikat, bahkan Alkitab mencatat bahwa mereka cepat-cepat berangkat untuk menjumpai bayi Yesus Kristus itu (2:16). Mereka merespons kabar baik yang mereka terima dengan sangat antusias, sehingga mereka mendapat kesempatan untuk berjumpa dengan Sang Mesias, dan pada akhirnya mereka menjadi orang-orang yang mendapatkan damai sejahtera. Itulah sebabnya, pada saat kembali, mereka memuji dan memuliakan Allah (2:20).
Natal—hari kelahiran Sang Mesias—merupakan puncak kasih Allah kepada manusia. Allah Pencipta alam semesta ini telah menjelma menjadi Manusia untuk menyelamatkan manusia dan memberi damai sejahtera. Manusia sehina apa pun amat berharga di mata Allah. Oleh sebab itu, seberapa besar pun kesalahan Anda—yang membuat Anda tidak dihargai atau membuat Anda sendiri merasa tidak berharga—percayalah bahwa Anda berharga di mata Allah. Sesungguhnya, berita Natal yang bisa kita dengar itu menunjukkan bahwa Allah menganggap kita amat berharga di mata-Nya.
Allah ingin agar manusia menerima damai sejahtera dan hidup memuliakan Allah. Saat merayakan Natal pada tahun ini, apakah Anda telah mendapatkan damai sejahtera yang sesungguhnya? Apakah Anda merasakan suasana sukacita yang menyertai berita Natal? Apakah Anda telah merespons berita Natal? [GI Benny Wijaya]