Bacaan Alkitab hari ini : Ulangan 1:19-46
Dapatkah seseorang berkata bahwa ia percaya atau beriman kepada Tuhan, namun tidak menaati perintah Tuhan? Sudah dapat dipastikan bahwa orang yang tidak bersedia untuk taat adalah orang yang tidak percaya bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik bagi dirinya. Pada waktu diperintahkan untuk memasuki Tanah Perjanjian, mengapa orang Israel malah mengulur waktu dan tidak segera melaksanakan perintah tersebut, bahkan mereka malah meminta Musa agar mengirim mata-mata terlebih dahulu untuk mengintai keadaan? Sikap di atas merupakan cermin bahwa mereka tidak memercayai Tuhan dengan segenap hati, bahkan meragukan Dia! Setelah kedua belas mata-mata kembali, mereka melaporkan bahwa negeri yang akan mereka masuki itu sangat baik, kota-kotanya berkubu, tetapi orang-orang di sana lebih besar dan lebih tinggi daripada orang Israel, bahkan di sana ada orang Enak yang merupakan keturunan raksasa. Semua laporan ini membuat orang Israel memberontak dan bersungut-sungut kepada Tuhan (1:25-28).
Ketidakpercayaan bangsa Israel merupakan masalah yang sangat serius. Ketidakpercayaan itu terlihat dari dua hal: Pertama, mereka dengan mudah melupakan perbuatan Tuhan yang telah mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri. Merekalah saksi mata tentang bagaimana Tuhan membawa mereka keluar dari Tanah Mesir dengan tangan-Nya yang kuat. Mereka menyaksikan saat Tuhan membelah Laut Teberau dan membuat mereka berjalan di tanah kering. Tuhan pula yang memelihara mereka sedemikian rupa dengan tiang api dan tiang awan (1:30-33). Bangsa Israel meragukan Allah karena mereka mudah melupakan perbuatan Allah. Ketidakpercayaan adalah dosa besar! Kedua, orang-orang yang tidak percaya menggerutu dan saling mempengaruhi, sehingga menimbulkan keraguan di dalam hati banyak orang (1:27-28). Bukannya saling menguatkan iman, mereka malah menjatuhkan iman orang lain dengan cara menakut-nakuti.
Kegagalan angkatan pertama dari orang-orang Israel yang keluar dari Tanah Mesir tidak boleh diulang oleh angkatan selanjutnya. Tuhan menghendaki agar orang percaya dapat belajar dari kegagalan yang sudah dilakukan oleh angkatan terdahulu serta bergantung sepenuhnya pada pertolongan Tuhan. [GI Wirawaty Yaputri]