Bacaan Alkitab hari ini : Ulangan 6
Perintah Musa kepada orang Israel di dalam Ulangan 6 ini adalah perintah yang sangat dikenal oleh orang-orang Israel sampai sekarang. Kata "dengarlah" atau di dalam bahasa Ibraninya Shema menjadi kata penting yang terus diingat oleh orang Israel karena ada perintah yang harus mereka lakukan setiap saat. Mengingat perintah yang dianggap penting itu merupakan bagian dari tradisi orang-orang Yahudi sampai saat ini. Orang-orang Yahudi diperintahkan untuk mengikatkan catatan firman itu (shema) di tangan atau di dahi, dan menuliskannya di tiang pintu rumah dan di pintu gerbang (6:8-9). Tuhan Yesus pernah menegur orang-orang Farisi yang memakai tali sembahyang yang besar untuk mengikat kotak yang berisikan shema (Matius 23:5). Kotak dengan tali kulit yang diikat di dahi atau tangan dikenal dengan sebutan Tefillin. Tradisi menaruh firman di tiang pintu disebut Mezuzah. Firman itu ditaruh di dalam sebuah tempat kecil dan ditempelkan di tiang pintu rumah.
Perintah yang dikenal sebagai shema ini sangat penting sehingga Musa menyuruh bangsa Israel mengikatkan tulisan berisi firman itu di tangan dan dahi serta di tiang pintu rumah dan pintu gerbang. Shema juga harus diajarkan orangtua kepada anak-anak mereka. Apa isi dari shema? Shema adalah perintah untuk mengasihi Tuhan Allah yang Esa dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan (6:4-5). Allah yang Esa tidak boleh diduakan dengan menyembah kepada berhala atau ilah-ilah lain. Berhala-berhala tidak nyata dan ilah-ilah tidak ada (bandingkan dengan Yeremia 10:3-5). Menyembah berhala dan ilah lain akan membangkitkan cemburu dan murka Tuhan yang telah mengasihi kita dengan sungguh-sungguh (Ulangan 6:15). Bagi orang Israel, menyembah ilah dan berhala merupakan bentuk pelanggaran terhadap perjanjian dengan Allah yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan dan memberikan mereka kehidupan yang baik (6:10-11).
Berkat dan kehidupan yang baik seringkali membuat orang percaya hidup menjauhi dan tidak mengandalkan Tuhan. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang percaya untuk menaruh firman di dalam hati dengan memperhatikan firman, mengajarkan kepada anak-anak, dan membicarakan firman itu sesering mungkin dalam kehidupan sehari-hari (6:6-7). [GI Wirawaty Yaputri]