Bacaan Alkitab hari ini : Ulangan 8
Allah terlebih dahulu membawa bangsa Israel memasuki padang gurun sebelum memasuki tanah Perjanjian dengan beberapa tujuan: Pertama, orang Israel dibawa ke padang gurun untuk merendahkan hati mereka (8:2-3). Tanpa kerendahan hati, orang Israel tidak dapat menaati Tuhan. Mereka dibentuk di padang gurun—tempat tanpa apa pun—sehingga mereka bergantung hanya pada Tuhan saja. Meskipun mereka memiliki harta, kesehatan, kekuatan, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa di padang gurun. Mereka diajar untuk menyadari bahwa di dalam hidup ini, yang dapat dilakukan oleh manusia itu memiliki batas. Pengalaman di padang gurun mengajar bangsa Israel untuk merendahkan hati dan berharap kepada Tuhan saja.
Kedua, orang Israel dibawa ke padang gurun untuk dicobai dan diuji hatinya (8:2). Tuhan bukan tidak mengetahui hati orang Israel, tetapi cobaan yang diberikan dimaksudkan untuk menunjukkan kepada orang Israel betapa tegarnya hati mereka. Mereka harus mengenal hati mereka sendiri, apakah mereka benar-benar percaya dan mengasihi Tuhan atau tidak. Setiap cobaan yang tidak dapat dilewati menghasilkan konsekuensi tersendiri. Apakah Allah bertindak kejam dengan mencobai orang Israel? Allah mencobai mereka bukan dengan niat menjatuhkan, melainkan dengan niat memurnikan iman mereka, sehingga mereka dapat masuk ke Tanah Perjanjian dan menikmati semua berkat Tuhan.
Ketiga, orang Israel dibawa ke padang gurun agar mereka mengerti bahwa manusia itu hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi juga dari firman yang Allah ucapkan (8:3). Mereka diberi makan manna, makanan yang tidak pernah mereka kenal dan tidak pernah ada di dunia ini, makanan yang langsung datang dari Allah. Manna mengajarkan kepada orang Israel bahwa makanan jasmani pasti diberikan Tuhan sebagai bentuk pemeliharaan-Nya atas alam semesta yang Ia ciptakan (bandingkan dengan Matius 6:26). Namun, ada makanan yang lebih penting dari makanan jasmani, yaitu makanan rohani. Makanan rohani hanya bisa diperoleh dari firman Allah. Manusia yang hanya hidup dari makanan jasmani, walaupun hidup secara jasmani, tetapi sebenarnya kelaparan secara rohani. Orang yang setia membaca, mendengar, dan melakukan firman Allah adalah orang yang sehat secara rohani dan benar-benar mengalami hidup yang berkelimpahan. [GI Wirawaty Yaputri]