Bacaan Alkitab hari ini : Ulangan 32:1-43
Lagu yang dinyanyikan Musa merangkum kisah bangsa Israel yang gagal memasuki tanah Kanaan. Ada beberapa tema yang disampai-kan Musa melalui lagu ini: Pertama, Allah adalah Baik dan semua pekerjaan-Nya baik adanya (32:1-4). Musa meminta semua ciptaan Allah untuk menjadi saksi, bahwa Allah adalah Gunung Batu Israel yang setia dan adil. Semua yang Ia lakukan adalah sempurna dan benar. Siapakah yang boleh menggugat Allah? Siapakah yang boleh mengatakan bahwa Ia tidak baik? Siapakah yang boleh mengatakan bahwa tindakan Allah tidak baik? Tidak ada! (bandingkan dengan Roma 9:20). Semua ciptaan harus mengakui bahwa Allah itu baik, kudus, benar, setia, dan adil!
Kedua, bangsa Israel meninggalkan Allah, Bapa mereka (Ulangan 32:5-6). Bangsa Israel bagaikan anak durhaka yang berlaku busuk, beng-kok dan berbelat-belit. Memberontak adalah tindakan yang bebal dan tidak bijaksana. Tindakan bangsa Israel meninggalkan Allah merupakan dosa karena Allah adalah Bapa mereka yang telah mencipta, menjadi-kan, dan menegakkan mereka di bumi. Dalam beberapa terjemahan Alkitab bahasa Inggris (NASB, KJV, NKJV), kata "mencipta" dalam 32:6 diterjemahkan sebagai "membeli". Kata "membeli" ini mengingatkan bahwa Allah telah menebus bangsa Israel dari perbudakan dan keseng-saraan di Tanah Mesir dengan "membeli" mereka sebagai gambaran bahwa Kristus "membeli" orang pilihan-Nya dengan darah-Nya sendiri.
Ketiga, Allah Israel adalah Allah yang setia dan baik sejak dahulu kala (32:7-14). Apakah yang membuat orang Israel memberontak terhadap Allah yang setia dan baik? Mereka tidak berterima kasih kepada Allah. Mereka merasa bahwa kebaikan, kesetiaan Allah adalah sesuatu yang take it for granted (boleh diterima begitu saja karena merasa berhak mendapatkannya). Tidak mengherankan bahwa setelah menjadi sejahtera dan makmur, mereka meninggalkan Allah dan tidak lagi sungguh-sungguh berbakti kepada-Nya (32:15-18).
Keempat, kesempatan tidak selalu ada. Meskipun Allah baik dan murah hati, namun kemurahan-Nya tidak murahan. Ia memberikan kesempatan untuk bertobat, namun Ia menghukum orang yang dengan sengaja mengeraskan hati dan tidak mau berubah sama sekali (32:19-27). Selagi masih ada kesempatan untuk bertobat, kembalilah kepada Tuhan! [GI Wirawaty Yaputri]