Markus 10:1-16

Pernikahan dan Perceraian

23 Maret 2020
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 10:1-16

Rancangan awal Allah terhadap pernikahan adalah persatuan. Sebenarnya, Allah sendirilah yang mempersatukan ("... dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu," Kejadian 2:22). Tidak pernah ada dalam rencana awal Allah bahwa suatu saat, pernikahan akan berakhir dengan perceraian (Markus 10:6-9).

Dalam Efesus 5:22-33, Rasul Paulus menjelaskan bagaimana semestinya hubungan pernikahan itu, yaitu seperti hubungan antara Kristus dengan jemaat. Sebagaimana Kristus mengasihi jemaat, demikian juga suami semestinya mengasihi istri. Tidak mungkin Kristus menceraikan jemaat. Tidak boleh jemaat tidak tunduk kepada Kristus. Di pihak Kristus, Ia pasti akan mempertahankan jemaat-Nya, seburuk apa pun kondisi jemaat. Suami harus seperti Kristus! Di pihak jemaat, perlu diingat bahwa ketundukan terhadap Kristus menuntut kerelaan untuk menundukkan diri. Sungguh menyedihkan melihat kenyataan bahwa ada orang-orang "Kristen" yang meninggalkan ("menceraikan") Tuhan karena merasa dikecewakan atau tidak cocok dengan firman Tuhan. Bukankah kondisi serupa juga sering terjadi dalam hubungan suami istri sehingga perceraian pada zaman ini dianggap sebagai hal yang lumrah? Perintah Tuhan tidak berubah, "... apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." (Markus 10:9). Jika cerai lalu menikah lagi dengan wanita lain, Tuhan Yesus dengan lugas mengatakan, "... ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu, ... ia berbuat zinah." (10:11-12). Pemberian surat cerai hanya mewakili ketegaran hati, baik hati si suami maupun hati si isteri (10:4-5).

Perceraian berdampak serius bukan hanya terhadap (mantan) suami atau (mantan) isteri, tetapi juga terhadap anak(-anak). Lewat kesaksian yang buruk, anak-anak terhalang mendapatkan berkat yang penuh dari Kristus. Anak-anak kecewa dan marah terhadap keputusan orang tua mereka. Mungkin, anak-anak juga merasa bersalah. Saat perceraian terjadi, orang tua telah gagal menjadi wakil Allah, sehingga secara tidak langsung orang tua bisa membuat anak-anak memilih untuk menjauh dari Tuhan yang tidak dapat diandalkan. Oleh karena itu, persiapan pernikahan perlu lebih daripada sekadar gaun indah dan pesta meriah yang dapat dikenang. Tempatkan Tuhan pada tempatnya dalam proses persiapan pernikahan. Bagi mereka yang sedang bergumul dengan pernikahannya, ingatlah akan usaha kasih Kristus yang mati-matian mempertahankan "pernikahan"-Nya dengan kita. [GI Mario Novanno]
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16


www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design