Bacaan Alkitab hari ini : Markus 14:26-42
Belum ada suasana tegang saat Tuhan Yesus berkata, "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai." (14:27). Seakan-akan mengerti penuh arti perkataan Yesus Kristus, Petrus—Si Batu Karang—merespons dengan kalimat yang meyakinkan, "Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak." Apakah pernyataan Petrus yang menunjukkan komitmen tak tergoyahkan kepada Tuhan Yesus ini merupakan sikap yang angkuh dan terlalu percaya diri? Walaupun kegagalannya patut disesalkan, komitmen Petrus patut dihargai!
Entah apa yang menjadi reaksi Tuhan Yesus bila kita mengatakan hal yang sama seperti Petrus saat itu. Apakah Ia akan tersenyum-senyum dan mengatakan hal yang serupa seperti yang Ia katakan kepada Petrus, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (14:30). Perkataan ini tidak sarkastis karena Tuhan Yesus sudah tahu bila Petrus (atau kita) akan gagal memegang komitmen. Perkataan tersebut merupakan peringatan yang lembut dari Tuhan Yesus agar kita berjaga-jaga dan mengandalkan kemurahan-Nya. Seperti Petrus, ketika diingatkan, mungkin saja kita malah semakin yakin dengan diri sendiri dan kita menjawab, "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." (14:31b).
Ngomong itu gampang. Melakukan itu yang susah. Semua orang bisa saja bersungguh-sungguh membuat komitmen dan bertekad untuk melakukannya, apa pun dan berapa pun harganya. Memang, komitmen harus diucapkan dengan niat hati seperti itu. Akan tetapi, kita tahu bahwa Tuhan lebih tahu daripada kita tentang besarnya kesanggupan kita untuk setia memegang komitmen. Tuhan Yesus mengetahui kesanggupan Petrus. Saat menghadapi tekanan yang sesungguhnya, Petrus gagal membuktikan komitmennya. Boro-boro mati demi Yesus Kristus, diminta untuk berjaga-jaga dan berdoa saja, Petrus tidak sanggup. Saat Yesus Kristus merasa takut, gentar, dan sangat sedih karena harus mengalami penderitaan yang sangat, Beliau dibiarkan bergumul sendirian. Petrus dikalahkan oleh rasa kantuknya. Sedemikian lemahnya "daging." Kita tidak berbeda jauh dengan Petrus. Tuhan Yesus tahu dan masih menasihati kita dengan nasihat yang sama, "Berjaga-jagalah dan berdoalah ...." [GI Mario Novanno]