Bacaan Alkitab hari ini : Galatia 1:1-10
Wajah rasul Paulus mungkin memerah. Dia mendengar bahwa ada sekelompok orang yang memberitakan "Injil lain" dan membujuk jemaat Galatia untuk mengikuti mereka. Selama itu, sekalipun banyak tuduhan (bahkan caci maki) yang dia terima dalam pelayanannya, dia tidak pernah berusaha membenarkan diri sendiri. Tetapi, dia tidak bisa menerima ketika Injil yang menjadi taruhannya. Maka, dengan berapi-api, dia menegur jemaat Galatia agar kembali memegang kebenaran Injil.
Pada zaman itu, biasanya sebuah surat diawali dengan bagian "salam" yang menyebutkan nama penulis, nama penerima, lalu kalimat salam. Tetapi, yang unik di sini, Rasul Paulus terlihat tidak sabar. Dia langsung memakai bagian "salam" untuk menyampaikan sikapnya. Dia menegaskan bahwa otoritasnya berasal dari Allah (1:1) dan keyakinannya adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita dan melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini (1:4). Dengan kata lain, keselamatan kita adalah karena pengorbanan Tuhan Yesus, bukan karena ketaatan kita kepada hukum Taurat. Setelah bagian "salam", tanpa menunda lagi, Rasul Paulus langsung menuduh bahwa jemaat sedang mengikuti suatu "Injil lain" (1:6-7). Mengikuti "Injil lain" berarti meninggalkan kasih karunia Kristus. Itu sebabnya, dengan tegas, dia berkata bahwa siapa pun yang memberitakan "Injil lain" itu, "terkutuklah dia" (1:8-9).
Kelompok pengacau di Galatia itu mungkin mengklaim bahwa mereka sedang menyampaikan berita yang benar, sedangkan Rasul Paulus memberitakan Injil untuk menyenangkan manusia (1:10), yaitu Injil tanpa tuntutan hukum Taurat. Tetapi, Rasul Paulus membantah karena yang dia cari hanyalah kesukaan Allah. Pelayan Kristus yang sejati sering tidak populer karena yang diusahakan bukanlah kesenangan manusia. Rasul Paulus bisa saja menoleransi kelompok pengacau di Galatia itu untuk menjaga hubungan baik dengan kelompok tersebut dan dengan sebagian jemaat Galatia yang mengikuti ajaran itu. Akan tetapi, seorang pelayan Kristus yang sejati akan setia kepada berita Injil. Bagi dia, hal yang terpenting adalah kesukaan Allah, bukan kesukaan manusia. Apakah Anda juga bersikap seperti itu? Apakah Anda memiliki beban supaya orang menerima berita Injil yang benar? Apakah Anda hanya mencari kesukaan Allah, tidak mencari kesukaan manusia? [Pdt. Jeffrey Siauw]