Generasi bangsa Israel yang sudah dewasa saat keluar dari Tanah Mesir telah mati dihukum Tuhan di padang gurun karena mereka memberontak kepada Tuhan. Oleh karena itu, generasi yang memasuki dan menaklukkan Tanah Kanaan adalah generasi yang usianya kurang dari 20 tahun saat bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir. Merekalah generasi yang mewarisi Tanah Perjanjian, yaitu negeri yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Generasi yang keluar dari Tanah Mesir maupun generasi yang memasuki Tanah Perjanjian telah melihat dan mengalami sendiri penyertaan Allah yang telah memimpin dengan tangan-Nya yang kuat. Mereka telah melihat karya Allah yang besar sepanjang perjalanan yang mereka lalui.
Setelah kedua generasi tersebut meninggal, generasi berikutnya sudah tidak perlu lagi untuk berperang merebut Tanah Kanaan. Tugas mereka adalah mengelola tanah serta menyelenggarakan peribadatan. Sayangnya, mereka tidak merespons kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya melalui sikap hidup yang berkenan kepada Tuhan. Sebaliknya, kehidupan mereka semakin merosot secara rohani. Mereka menjadi generasi yang tidak mengenal Tuhan. Penyertaan Allah terhadap generasi orang tua mereka sudah mereka lupakan. Mereka melakukan yang jahat di mata Tuhan. Mereka meninggalkan Tuhan, lalu beribadah kepada Baal dan Asytoret (2:10-13). Mereka melakukan hal itu karena terpengaruh oleh bangsa asing yang hidup di tengah mereka. Keberadaan bangsa asing membawa pengaruh buruk yang menjauhkan mereka dari Tuhan, bahkan membuat kehidupan mereka mengarah pada kemurtadan. Hal ini terjadi karena mereka tidak mengenal batas dalam pergaulan. Saat batas yang sepatutnya dilanggar, penyimpangan terjadi.
Kita harus menetapkan batas dalam bergaul dengan orang lain khususnya dengan orang yang tidak seiman. Batas dalam pergaulan ini diperlukan agar kita tidak tergoda untuk meniru kebiasaan, gaya hidup, dan kepercayaan yang bertentangan dengan iman kita. Bila kita tidak memiliki batas dalam pergaulan, apa lagi bila iman kita tidak terus bertumbuh, pergaulan yang salah bisa sangat mudah membuat kita menjauh dari Tuhan dan membuat kehidupan kita menyakiti hati Tuhan. Bila hal itu terjadi, jangan merasa heran bila hukuman Tuhan menimpa diri kita. Apakah Anda telah menetapkan batas dalam pergaulan?