Seringkali, yang menjadi penghalang atau penghambat bagi seseorang untuk hidup takut kepada Tuhan adalah hati yang lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah. Kita takut kepada manusia yang kelihatan di depan mata, sehingga kita mengabaikan Allah yang tidak kelihatan. Beberapa kali, Saul jatuh ke dalam ketidaktaatan karena ia takut kepada manusia. Sebelumnya, Saul pernah berlaku tidak taat dengan mempersembahkan korban sendiri?padahal seharusnya ia menanti kedatangan Samuel?karena Saul khawatir bahwa rakyat akan pergi meninggalkan dia di dalam situasi yang sulit di bawah tekanan orang Filistin (13:8-12). Dalam bacaan Alkitab hari ini, Tuhan memerintahkan Saul untuk menumpas habis orang Amalek tanpa menyisakan seorang manusia pun, bahkan hewan pun harus dimusnahkan (15:2-3). Perintah ini untuk menggenapi apa yang Tuhan ingin lakukan kepada orang Amalek karena dosa-dosa mereka yang keji. Bangsa Amalek adalah bangsa yang pertama kali menyerang orang Israel saat bangsa Israel sedang dalam perjalanan menuju ke Tanah Kanaan. Perbuatan orang Amalek terhadap umat Tuhan itu dipandang jahat oleh Tuhan. Tuhan telah berjanji bahwa Ia akan memusnahkan mereka sama sekali dari muka bumi (Keluaran 17:8-16)
Perintah memusnahkan orang Amalek ini rupanya tidak dilakukan Saul dengan sepenuh hati. Saul tidak menumpas seluruh orang Amalek, melainkan ia menyisakan Agag-raja Amalek (1 Samuel 15:8). Saul sangat mempertimbangkan pandangan orang terhadap dirinya. Dia lebih takut kepada rakyat (baca: manusia) daripada kepada Tuhan. Saul sendiri mengakui hal itu dengan mengatakan bahwa ia takut kepada rakyat, sehingga ia mengizinkan mereka mengambil hewan jarahan berupa kambing domba dan lembu-lembu terbaik. Saul membela diri dengan mengatakan bahwa rakyat ingin mempersembahkan korban kepada Tuhan Allah di Gilgal. Namun, bagi Tuhan, ketaatan lebih penting daripada korban (15:21-23).
Samuel mengingatkan Saul bahwa ia bisa menjadi raja karena Allah memberikan anugerah kepadanya (15:17). Tanpa Tuhan, mustahil Saul dapat menjadi raja atas orang Israel. Saul seharusnya selalu mengingat kebaikan Tuhan dan hidup takut kepada Tuhan, bukan takut kepada manusia.