Kesulitan untuk tetap berpegang pada pengharapan Kristen itu disebabkan karena kita tidak tahu kapan pengharapan itu akan terwujud. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan Tuhan Yesus akan datang kembali. Waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu bagaikan kedatangan pencuri yang tak bisa diduga. Sekalipun waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu tak kita ketahui kapan akan terealisasi, kita harus berjaga-jaga. Ada dua kesalahpahaman umum yang berkaitan dengan perlunya berjaga-jaga ini: Pertama, ada orang yang mengabaikan pentingnya berjaga-jaga. Orang seperti ini adalah orang yang hidup seenaknya dan tidak menyadari bahwa saat Tuhan Yesus datang kembali, ia harus mempertanggungjawabkan semua yang ia lakukan. Kedua, ada orang yang beranggapan bahwa berjaga-jaga itu berarti diam menanti, tidak melakukan apa pun. Jenis kesalahan kedua ini bisa memunculkan sikap yang ekstrem, yaitu ada orang yang menjual seluruh hartanya, lalu pergi ke Yerusalem untuk menanti kedatangan Tuhan Yesus di sana.
Untuk memahami apa yang dimaksud oleh Rasul Paulus dengan nasihat untuk berjaga-jaga, kita perlu membandingkan nasihat itu dengan perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat (Matius 24:45-51) serta perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30). Kedua perumpamaan itu jelas memberi tahu kita bahwa berjaga-jaga itu berarti secara aktif melakukan apa yang Allah kehendaki. Rasul Paulus menegaskan bahwa Allah sudah menentukan pekerjaan baik yang harus dilakukan oleh setiap orang yang sudah diselamatkan (Efesus 2:10). Pada umumnya, pekerjaan baik yang Allah kehendaki untuk kita lakukan itu berkaitan dengan karunia khusus yang Allah karuniakan kepada setiap orang percaya. Akan tetapi, di dalam kedaulatan-Nya, bisa saja Allah baru memberi karunia khusus itu saat kita berusaha melakukan kehendak-Nya. Oleh karena itu, kita perlu bersikap waspada untuk bisa mengerti apa yang Allah kehendaki untuk kita kerjakan. Apakah Anda sudah memahami pekerjaan baik apakah yang Allah kehendaki untuk Anda kerjakan? Bila Anda belum mengerti, apakah Anda telah memohon agar Allah membuka mata Anda untuk memahami apa yang Allah kehendaki untuk Anda kerjakan? Bila Anda sudah mengerti, apakah Anda sudah melakukan kehendak Allah itu dengan setia?